Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miras Picu Melky Bunuh Saudaranya

Kompas.com - 08/09/2011, 04:33 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Minuman beralkohol atau miras kembali melatarbelakangi pembunuhan. Setelah Yusak Tatumpe (37), warga Sario, dan Suparman Patras Hontong alias Man (37), warga Kelurahan Tumumpa Dua, Lingkungan 3 Kecamatan Tuminting, tewas mengenaskan pada hari Minggu lalu, kini miras menjadi latar belakang pembunuhan Hendro Rompis di Desa Sea Jaga 7, Kecamatan Pineleng, Rabu (7/9/2011) sekitar pukul 04.00 Wita.

Tangis pilu Nice Rompis (40), warga Desa Sea, pecah di ruang pemulazaran jenazah Rumah Sakit Umum Pusat Prof Kandou. Nice menangisi jenazah anak lelakinya, Hendro Rompis, yang tewas dianiaya hingga tewas. Nice histeris sembari duduk, meronta di lantai kamar jenazah. "Adoh kasiang, sakit kasiang," seru Nice menangis.  

Hendro Rompis meregang nyawa karena dianiaya dengan senjata tajam jenis parang saat mengadakan pesta miras. Hendro diduga dianiaya oleh MT alias Melky (18), warga Desa Sea Jaga 7, yang juga saudaranya sendiri, ketika pesiar Lebaran ketupat.

Setidaknya ada belasan kerabat dan rekan korban memenuhi kamar jenazah, semuanya tampak senyap berduka. Setelah menenangkan diri, Nice memberanikan melihat kondisi jenazah anaknya yang dipenuhi luka tebas parang.

Nice menuturkan, siang hari sebelum anaknya meninggal dunia, ia sempat bertemu. Ketika itu, Nice menelepon anaknya untuk diantarkan uang guna keperluan rumah tangga. "Dia sempat kasih Rp 20.000, dia tampak bingung-bingung, salah hitung uang. Pas mau pergi, kita bilang awas dompet jatuh," tuturnya.

Nice mengatakan, anaknya sudah berkeluarga dan baru memiliki seorang bayi laki-laki berusia dua bulan bernama Ajeng Rompis. Sehari-hari Hendro menafkahi keluarganya dengan penghasilan dari mengojek. Katanya lagi, baru seminggu ini anaknya tinggal di Desa Sea. Sebelumnya, seusai menikah, Hendro bersama sang istri Wati dan anak tinggal di Kelurahan Titiwungen Utara, Wenang.

Tak ada perasaan ataupun firasat Nice, pertemuan siang itu merupakan pertemuan terakhir kala anaknya hidup. "Cuma tadi siang itu ada baku dapa, kita nintau, dorang se tahu nanti so di sini (kamar jenazah)," sesal Nice.

Polisi pun langsung menangkap MT alias Melky, tersangka pembunuhan, bersama barang bukti parang kira-kira sepanjang 70 sentimeter. Melky, kepada Tribun Manado, mengaku kalut serta gelap mata, selain karena sudah dipengaruhi miras, ia sakit hati lantaran sempat dianiaya oleh korban.

Pria yang berprofesi sebagai buruh kasar ini tampak tenang. Kata dia, sesal pun terlambat dan ia siap menerima hukuman "Ya, mau menyesal so begini, jalani jo," kata pria bujang ini.   

Diungkapkan Melky, sebelum cekcok dengan korban, ia menikmati miras bersama tiga rekan, termasuk korban, saat pesiar Lebaran ketupat di rumah Iwan, warga Desa Sea Jaga 7. Keempat pemuda itu menenggak minuman jenis cap tikus. Di tengah pesta miras, Melky mengatakan pamit pulang lantaran sudah tak sanggup minum, ia pun menghindar ke toilet untuk menyegarkan diri.

Tak disangkanya, korban menyusul ke kamar mandi, memaksanya untuk melanjutkan pesta miras, "Kita tolak, so nda mampu mo minum," ungkap Melky. Kedua saudara itu pun terlibat cekcok, kata Melky, ia ditendang berulang kali oleh korban hingga terkapar di kamar mandi. "Kalau satu kali kwa boleh jo, ini dia tendang sampai jatuh di kamar mandi," ujarnya.

Cekcok pun berlanjut dengan adu mulut. Kata Melky, ia pun segera pulang ke rumahnya mengambil parang. Saat kembali menghampiri korban, Melky mengaku mengambil jalan lain. Melky mengatakan tak ada keraguan lagi ia hendak melukai korban, saat berpapasan, ia langsung mengejar korban hingga ke perempatan jalan. Melky mengaku saat itu pikirannya emosi, hingga tak ingat lagi jumlah tebasan parang yang diayunnya. "So nda inga, kita inga itu satu kali kita potong di tangan," paparnya.

Jono Rembet, ayah korban, menolak otopsi jenazah anaknya. Ia tak tega jenazah disayat pisau bedah. "Sudah jelas, kan dia mati dipotong, mau apalagi," tuturnya dengan nada emosi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com