Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Latar Belakang Insiden Tiaka

Kompas.com - 25/08/2011, 11:05 WIB

PALU, KOMPAS.com — Insiden di lokasi pengeboran minyak lepas pantai di Tiaka, Kecamatan Mamosalato, Morowali, Sulawesi Tengah, Senin (22/8/2011), berujung maut. Dua warga tewas tertembak dan puluhan lainnya terluka.

Apa yang terjadi di sana? Kenapa warga begitu ganas dan melakukan penyerangan terhadap kilang minyak yang dioperasikan bersama oleh Pertamina dan Medco ini?

Dalam pertemuan penduduk Desa Kolo Bawah dengan Bupati Morowali Anwar Hafid dan Ketua DPRD Morowali Abudin Halilu, Rabu (24/8/2011) siang, warga menyampaikan kekecewaan dan tuntutan mereka terkait dengan kompensasi dan perhatian dari joint operation body (JOB) Pertamina-Medco yang hingga kini belum jelas.

Warga menuntut kompensasi atas hilangnya sumber mata pencarian mereka yang saat ini menjadi lokasi pengeboran minyak di Tiaka. Lokasi pengeboran minyak Tiaka semula adalah lokasi favorit nelayan Mamosalato untuk mencari ikan.

Anwar Hafid mengatakan, Pemerintah Kabupaten Morowali sudah sering bertemu dengan pihak JOB Pertamina-Medco, tetapi hasilnya belum pernah tuntas. "Tiaka adalah sumber penghasilan warga saya dan saya mau, jika itu diambil, ada penggantinya," katanya.

Secara terpisah, Asisten I Sekdaprov Sulawesi Tengah Baharuddin HT di Palu, Rabu, mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah segera memanggil manajemen perusahaan minyak tersebut untuk dimintai keterangan.

Pemerintah daerah ingin meminta kejelasan soal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) terhadap masyarakat di sekitar Pulau Tiaka yang saat ini diduga menjadi sumber masalah.

"Mungkin saja ada tanggung jawab sosial yang belum dipatuhi Medco sehingga masyarakat marah," katanya.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Dewa Parsana mengungkapkan, kerusuhan dipicu oleh tuntutan warga Desa Kolo Bawah, Kecamatan Mamosalato, yang telah beberapa kali dijanjikan ketersediaan aliran listrik, tetapi belum juga direalisasikan oleh perusahaan yang mengebor minyak di Tiaka.

"Informasinya, perusahaan sempat menjanjikan kepada warga soal penyediaan listrik dan fasilitas umum lainnya, tetapi sampai sekarang belum terealisasi," katanya.

Atas janji yang tak kunjung direalisasikan perusahaan itulah, masyarakat setempat berkumpul dan mendatangi Pulau Tiaka untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan, tetapi massa kecewa karena gagal dalam negosiasi.

Massa mengamuk. Mereka membakar dan merusak fasilitas kilang. Amuk massa dan bentrokan dengan aparat kepolisian setempat tak terhindarkan. Hingga Selasa malam, kepolisian telah menetapkan 26 tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com