Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Seluler Salah Satu Pemicu KDRT

Kompas.com - 23/08/2011, 18:50 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Telepon seluler yang dimiliki suami dan istri di dalam keluarga dinilai menjadi salah satu pemicu kekerasan dalam rumah tangga, bahkan hingga terjadi penceraian. Telepon genggam itu disalahgunakan, untuk melakukan perselingkuhan dengan pasangan lain, baik oleh istri maupun suami.    

Direktur Yayasan Peduli Sesama, Isidorus Kopong, di Kupang, Selasa (23/8/2011), mengatakan, kasus KDRT di Kota Kupang tahun 2009 sebanyak 261, tahun 2010 menjadi 278 kasus, dan Juli 2011 mencapai 251 kasus KDRT. Pemicu utamanya adalah kecemburuan baik suami atau istri terhadap pasangannya karena hubungan gelap melalui telepon genggam.

Ia menyebutkan, telepon genggam milik istri atau suami, kerap disalahgunakan. Dengan telepon itu mereka membangun hubungan gelap dengan wanita idaman lain (wil) atau pria idaman lain (pil). Tetapi telepon itu juga sering digunakan (diterima/dibaca) oleh sang istri atau suami, sehingga hubungan gelap itu pun tidak bisa disembunyikan berlama-lama.    

Kopong meyebutkan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berawal dari perselingkuhan melalui telepon genggam itu. Kasusnya pun cenderung meningkat.

"Kecemburuan dan kecurigaan bermula, saat salah satu pasangan menerima telepon atau menulis/mendapat SMS. Suami atau istri pemilik telepon  itu selalu bersembunyi, takut, atau bergelagat waswas terhadap pasangannya saat berkomunikasi dengan orang yang berbicara atau mengirim SMS dalam telepon genggam," kata Kopong.    

Bahkan ada sejumlah pasangan suami istri memiliki kasus KDRT rumah tangga sangat rumit, dan sulit diselesaikan sehingga berujung pada perceraian. Padahal, mereka sudah punya anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com