OV-10 yang dibuat oleh perusahaan North American Rockwell semasa Perang Vietnam kini sudah tak dibuat lagi, tetapi Boeing disebut akan memunculkan versi mutakhir OV-10 yang dikenal sebagai Super Bronco melalui Program OA-X Light Strike Aircraft. Super Bronco disebut akan memiliki sosok menyerupai pendahulunya yang dibuat tahun 1960-an, tetapi versi baru ini akan memiliki kokpit digital, sensor lebih canggih, dan kemampuan menjatuhkan bom-bom pintar.
Namun, sebelum Super Bronco muncul, Indonesia sudah memiliki kebutuhan mendesak. Pilihan pun jatuh pada pesawat bermesin tunggal Super Tucano EMB-314 buatan pabrik Embraer (Empresa Brasileira de Aeronautica). KSAU Marsekal Imam Sufaat dua tahun silam dalam peringatan ke-64 Hari Bakti TNI AU di Yogyakarta menyebutkan, armada Super Tucano yang pertama (sebanyak delapan pesawat) akan tiba sekitar Maret 2012.
Kunjungan
Super Tucano EMB-314 kini dikenal sebagai pesawat latih sekaligus juga pesawat penyerang ringan, dan berkemampuan COIN. Selain itu, operator juga menggunakan pesawat ini untuk pengawasan perbatasan, penarik sasaran, dan misi latihan CRM (
Mewujud sebagai Super Tucano EMB-314, pesawat baru ini menggunakan rangka seperti pada pesawat Short Tucano yang digunakan AU Inggris (RAF), tetapi menggunakan mesin buatan Pratt-Whitney, PT6A-67R, berdaya 1.600 SHP dengan propeler 5-bilah buatan Hartzell.
Terbang pertama kali pada 9 September 1991, pesawat ini kemudian ikut dilombakan untuk memenangi kontrak JPATS (untuk memenuhi kebutuhan pesawat latih di AD AS). Meski kalah dengan Beechcraft dan Pilatus, Embraer semakin dikenal sebagai pembuat pesawat terkemuka.
Pabrik ini tidak memilih memproduksi pesawat tempur