Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tembakau Nikmati Harga Tinggi

Kompas.com - 17/08/2011, 22:17 WIB

JEMBER, KOMPAS.com - Rendahnya produksi tembakau karena luas areal terbatas dan ditambah tingginya permintaan membuat harga tembakau untuk bahan cerutu atau Besuki Naa Oogst di Jember, Jawa Timur melambung tinggi.

Untuk musim tanam tahun 2011, petani menikmati harga yang cukup memadai sebab produksi kualitas tergolong sangat bagus. Iklim memadai telah memberi kualitas pembalut dan pembungkus cerutu harga tinggi di tingkat, berkisar antara Rp 5 juta Rp 7 juta per-kuintal.

"Sedang tembakau isi atau filler hanya Rp 2 juta Rp 2,2 juta," kata Abd Kadir, petani tembakau di Desa Dukuhdempok Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Rabu (17/8/2011).

Menurut Abd Kadir, harga yang diterima petani sampai mencapai Rp 5 juta Rp 7 juta per-kuintal dibeli oleh blandang atau pedagang perantara. Dengan membeli harga Rp 7 juta per-kuintal, belandang mengaku sudah dapat untung, padahal tembakau itu masih akan dijual lagi ke eksportir, kata Abd Kadir.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Naa Oogst H Abd Halim Hamam mengatakan, jika harga sangat tinggi, ia khawatir suatu saat harga tembakau menjadi anjlok.

Untuk itu, perlu ada pertemuan antara petani dengan eksportir untuk menentuykan harga sesuai dengan kualitasnya. Asosiasi petani ini sangat memaklumi sebab dua tahun tanaman tembakau gagal panen sehingga tak mempu menyediakan kebutuhan eksportir.

Akibatnya, permintaan tembakau sekarang menjadi sangat banyak. Eksportir berebut mendapatkan bahan untuk dikirim ke mitra usahanya di luar negeri.

"Kami khawatir jika harga terlalu mahal seperti sekarang, lalu gudang atau eksportir menghentikan pembelian dengan dalih sudah penuh. Padahal tembakau di petani masih banyak dan tak terbeli," kata Abd Kadir.

Alasan seperti ini sring kali terjadi, saat gudang buka lagi harga anjlok dan petani akan melepas barangnya dengan harga jauh di bawah sebelumnya. Ini memang strategi gudang. Oleh sebab itu, pemda harus turun tangan jadi mediasi antara petani dan eksportir untuk menetapkan harga.

Ketua Indonesia Tobacco Association (ITA) Kuntjoro mengatakan, harga tembakau sekarang yang diterima petani ditentukan oleh mekanisme pasar. Petani menerima harga sangat inggi karena persewdiaan dan kebutuhan tidak imbang.

Kebutuhan tembakau untuk bahan cerutu setiap tahun sekitar 60.000 bal atau 6.000 ton atau setara dengan luas lahan sekitar 5.000 hektar. Padahal areal tanaman tembakau untuk bahan cerutu yang diusahakan petani pada tahun hanya sekitar 3.000 hektar.

"Setiap tahun biasanya ada kesepakatan penetapan harga sesuai kualitas. Pertemuan ini dijembatani oleh dinas industrian dan perdagangan, serta lembaga tembakau," kata Kuntjoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com