Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panji Dua Kali Tak Penuhi Panggilan

Kompas.com - 07/08/2011, 13:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Panji Gumilang, Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat, dua kali tak memenuhi panggilan penyidik Polda Jawa Tengah sebagai saksi terkait kasus makar dalam jaringan Negara Islam Indonesia (NII) wilayah Jawa Tengah.

"Belum hadir karena sakit. Selanjutnya kami akan koordinasi dengan jaksa penuntut umum," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Djihartono kepada Kompas.com, Minggu (7/8/2011).

Panji dipanggil untuk dikonfirmasi terkait fakta-fakta yang didapat penyidik dalam penyidikan para tersangka makar di wilayah Jateng. "Hasil pemeriksaan saksi yang lain belum menjurus Panji Gumilang sebagai tersangka," kata Djihartono.

Ali Tanjung, penasihat hukum Panji, menolak berkomentar terkait kasus makar yang ditangani  Polda Jateng. Dia hanya mau berkomentar terkait kasus dugaan pemalsuan akta otentik kepengurusan Yayasan Pesantren Indonesia yang menjerat Panji dan Abdul Halim, anak buah Panji.

"Saya nggak tau. Saya nggak tangani kasus itu (makar)," kata Ali ketika ditanya mengapa Panji tak penuhi panggilan Polda Jateng.

Seperti diketahui, enam orang tengah diproses terkait dugaan makar, yakni Sulamin, Totok Dwi Harjanto, Mardiyanto, Supandi, Mujono, dan Nur Basuki. Mereka dijerat Pasal 107 KUHP Jo Pasal 110 KUHP tentang persekutuan jahat untuk melakukan makar.

Panji disebut-sebut sebagai pemimpin atau imam NII. Penyidik menemukan adanya aliran dana dari NII wilayah Jateng ke Panji. Ketika dikonfirmasi wartawan di Mabes Polri beberapa waktu lalu, Panji tak pernah mau menjelaskan terkait tudingan itu.

Panji sempat berkali-kali tak memenuhi panggilan sebagai tersangka pemalsuan oleh penyidik Bareskrim Polri dengan alasan gangguan jantung. Akhirnya, dia bersedia hadir. Namun, penyidik belum menahan Panji. Adapun Abdul Halim telah ditahan di Rutan Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com