Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elpiji Malaysia Masih Banjiri Sebatik

Kompas.com - 02/08/2011, 16:59 WIB

SEBATIK, KOMPAS.com — Elpiji Petronas ukuran 14 kilogram dari Malaysia sampai saat ini masih membanjiri Pulau Sebatik, Kalimantan Timur. Hampir setiap rumah di Sebatik menggunakan elpiji yang berwarna merah muda dan hijau itu. Tidak terlihat satu pun elpiji ukuran 3 kilogram atau 12 kg keluaran Pertamina yang digunakan warga.

Ini karena warga Sebatik lebih memilih menggunakan elpiji Petronas dibandingkan elpiji buatan Pertamina. "Beli elpiji Petronas itu lebih murah dan tahan lama dibandingkan yang punya Pertamina," kata Hendra (42), warga Desa Sungai Nyamuk, Sebatik, Selasa (2/8/2011).

Hendra mencontohkan, elpiji ukuran 12 kg milik Pertamina biasanya hanya tahan dua minggu sampai sebulan. Padahal, elpiji Petronas bisa tahan sampai dua bulan. Harganya pun lebih murah elpiji dari Malaysia. Kalau elpiji Petronas dijual sekitar 40 ringgit Malaysia-45 ringgit Malaysia atau Rp 130.000 per tabung, elpiji Pertamina yang berukuran 12 kg dijual hingga Rp 150.000 per tabung.

"Kalau elpiji yang ukuran tiga kilo, warga tidak ada yang berani pakai karena mudah meledak. Sejauh ini, kami pakai elpiji yang dari Malaysia juga tidak ada masalah," kata Hendra.

Biasanya, warga Sebatik mendatangkan elpiji Petronas dari Tawau, Malaysia, dengan sejumlah bahan kebutuhan pokok lainnya. Jarak tempuh dari Sebatik ke Tawau hanya sekitar 15 menit dengan kapal kayu kecil bermesin, sedangkan jarak ke Nunukan atau Tarakan bisa sekitar 2,5 jam.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com