Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

83 Kapal Turis Asing 40 Hari di NTT

Kompas.com - 25/07/2011, 17:58 WIB

KUPANG, KOMPAS.com -  Sebanyak 83 unit kapal pesiar atau yacht race dengan membawa ratusan turis asing, selama 40 hari berada di sejumlah titik destinasi di Nusa Tenggara Timur. Mereka melayari lintasan utara dan lintasan selatan Nusa Tenggara Timur, dan singgah di sejumlah kabupaten di lintasan itu. Kehadiran turis asing seperti ini jauh lebih menguntungkan warga lokal ketimbang turis lain.

Sebanyak 109 kapal ini memulai perjalanan dari Darwin, Australia. Tetapi 83 unit menuju Nusa Tenggara Timur dan 26 unit menuju Wakatobi, dan Bilitung. Meskipun Keputusan Presiden, Sail Indonesia 2011 dengan titik destinasi utama adalah Wakatobi dan Belitung, tetapi para turis dari 16 negara yang melakukan perjalanan laut itu, sebagian besar memilih mengunjungi Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka memulai perjalanan dari Australia Senin (25/7/2011).

Kepala Bagian Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT, Ubaldus Gogi di Kupang, Senin mengatakan, kehadiran 83 unit yacht race itu menunjukkan destinasi NTT menjadi pilihan utama bagi para turis asing, yang menggunakan kapal pesiar.

Mereka bertolak dari Darwin Senin, 25 Juli 2011 dan tiba di Kupang 26 Juli 2011, tetapi ada 2-3 unit sudah tiba di Kupang . Dari 109 unit k apal, 83 unit menuju NTT sedangkan 26 unit ke Wakatobi. "Tetapi 26 unit kapal dengan membawa sekitar 78 turis asing itu pun tanggal 5-7 September 2011 menuju Labuan Bajo, Manggarai Barat kemudian 109 unit kapal itu sama-sama menuju Lombok lalu ke Denpasar, Bali," kata Gogi.

Jumlah turis asing belum dilaporkan, tetapi mencapai 332 orang dengan perkiraan satu unit kapal membawa empat orang. Jumlah ini sebagian besar berasal dari Australia , yang memberangkatkan 35 unit kapal, menyusul United Kingdom 23 kapal, Amerika 17 kapal, Perancis sembilan kapal dan Kanada delapan kapal.

Sail NTT disebut juga sail flobamora, dibagi dalam dua lintasan yakni wilayah utara NTT melalui Kabupaten Alor- Lembata (Lamalera), Larantuka, Sikka, Nagekeo, Bajawa dan Labuan Bajo. Jalur selatan yakni Rote Ndao, Sabu Raijua, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, dan terus ke Labuan Bajo. Demikian juga peserta dari Wakatobi dan Bilitung pun akan bergabung di Labuan Bajo, 5-7 September 2011.

Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata NTT Bonafantura Rumat mengatakan, semua peserta Sail 2011 singgah di Labuan Bajo, setelah binatang Komodo masuk nominasi menjadi salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Mereka ingin menyaksikan langsung binatang komodo itu. Keunikan komodo, dari 28 peserta nomi nasi, hanya komodo saja yang masuk kategori fauna, sedangkan yang lain berupa lingkungan hidup (alam).

"Komodo tidak dicoret dari kepesertaan vote tujuh keajaiban dunia. Memang dulu terancam setelah pihak panitia penyelenggara meminta sumbangan uang dari Indonesia. Tetapi setelah mendapat kritikan dan protes dari berbagai pencinta lingkungan dan fauna internasional, nama komodo tetap masuk, bahkan kini, komodo berada pada posisi ke-7 dari tujuh keajaiban dunia," kata Rumat.

Setiap titik destinasi disinggahi selama 2-4 hari, tergatung persiapan dan obyek wisata yang ada di daerah itu. Setiap kabupaten yang disinggahi telah menyediakan sejumlah acara penyambutan, atraksi budaya, pameran kerajinan lokal dan pembenahan obyek-obyek wisata setempat.

"Mereka ini kebanyakan orangtua, pengusaha dan pemilik uang. Pengalaman sail sebelumnya, peserta yacht race lebih banyak mengeluarkan uang belanja ketimbang turis-turis asing lain yang berjalan sendirian dan menginap di hotel atau di darat. Mereka ini kebanyakan anak muda dengan keuangan terbatas sehingga belanja pun terbatas, apalagi malas memikul barang bawaan dalam jumlah banyak," katanya.

Peserta yacht race ini karena hanya berada di dalam kapal, turun ke darat beberapa jam, dan berada di wilayah itu 2-4 hari mak a mereka pun tidak segan-segan belanja. Semua jenis barang unit, antik, dan souvenir yang menarik di tempat itu, langsung mereka beli. Mereka tidak merasa terbebani dengan banyaknya barang yang dibelanja selama perjalanan karena semua langsung dimuat di dalam kapal.

Mengenai pungutan yang pernah dilakukan terhadap para turis asing, 2009, Gogi mengatakan, kasus kesalahpahaman antara petugas bea cukai, dan imigrasi itu tidak akan terulang lagi. Petugas bea cukai, karantina, imigrasi dan administrator pelabuh an sudah melakukan pertemuan bersama membahas kehadiran para turis asing ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com