Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tinggal di Tetangga & Pos Kamling

Kompas.com - 17/07/2011, 20:28 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Empat bulan setelah bencana banjir lahar dingin berlalu, sebagian warga Dusun Karangasem, Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang yang kehilangan rumahnya, hingga saat ini belum memiliki tempat tinggal baru.

Untuk sementara, mereka pun terpaksa bertempat tinggal menumpang di dapur tetangga, rumah kerabat, atau bahkan menumpang tidur di pos siskamling dusun.

Yuliyah (50), salah seorang warga Dusun Karangasem, mengatakan, rumahnya hanyut akibat diterjang banjir lahar dingin di Kali Putih, sekitar empat bulan silam. Setelah itu, dia pun terpaksa tinggal menempati shelter box. Dia pun berubah cemas, ketika akhirnya tenda shelter box dibongkar dengan alasan akan digunakan di lain tempat oleh pihak penyumbang.

"Untung saja, di tengah kebingungan itu, saya ditawari oleh warga lain untuk menghuni rumahnya, ujarnya," Minggu (17/7/2011).

Karena rumah tersebut lama tidak diti nggali, dan sebagian bangunan rusak, akhirnya Yuliah dan suaminya Samijo, terpaksa menghuni ruangan dapur yang berukuran 4x4 meter persegi.

Di ruangan itulah, selama dua minggu terakhir, dia dan suami tidur serta sekaligus melakukan aktivitasnya sehari-har i sebagai pembuat dan pedagang tape.

Towiyat (37), warga lainnya yang juga kehilangan rumah karena banjir lahar dingin, mengatakan, sekitar dua minggu terakhir, setelah shelter box dibongkar, dirinya terpaksa tinggal di pos siskamling.

Dua anaknya terpaksa diungsikan tinggal di rumah adiknya, Dulroji, dan istrinya yang sakit keras tinggal bersama ibunya di hunian sementara (huntara) yang baru saja selesai dibangun oleh donatur. Towiyat saat ini juga tengah menunggu huntara untuknya sele sai dibangun.

Aswoto (45), warga lainnya, terpaksa membangun rumah baru setelah rumah tinggalnya semula diterjang banjir lahar dingin. Dana pembangunan rumah sebesar Rp 3 juta diperoleh dia setelah menjual dua ekor sapi miliknya. Lokasi pembangunan rumah ad alah di ladang jagung milik Aswoto sendiri.

Aswoto mengatakan, upaya membangun rumah sendiri terpaksa dilakukannya sendiri karena baik dari pemerintah desa maupun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang, sama sekali tidak terlihat upaya untuk membantu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com