Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dinilai Lamban

Kompas.com - 11/07/2011, 21:26 WIB

BANYUMAS, KOMPAS.com -  Pemerintah dinilai lamban dalam proses rekayasa genetika varietas padi tahan wereng. Padahal evolusi organisme pengganggu tanaman utama tersebut jauh lebih cepat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya. Akibatnya, serangan hama ini tiap tahun semakin mengganas dan sulit dikendalikan.  

 

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perbenihan dan dan Perbibitan Indonesia (MPPI), Achmad Baihaki, Senin (11/7) di Banyumas, Jawa Tengah, mengatakan, saat ini penemuan varietas benih padi unggul yang tahan wereng rata-rata sekitar lima tahun sekali.

"Siklus penemuan bibit padi unggul kalah cepat dengan evolusi wereng atas insektisida, pengaruh iklim, dan juga varietas padi," ujarnya.  

 

Akibatnya varietas unggul terbaru yang dirilis, lanjut Baihaki, sudah tidak adaptif lagi terhadap kondisi termutakhir di lapangan. Aelain rentan terhadap perubahan iklim yang kian ekstrem, varietas tersebut tidak mampu menahan serangan wereng di daerahnya.  

 

Hal itu misalnya dialami Tarman ( 59), petani Desa Rawalo, Kecamatan Rawalo, Banyumas, yang sebagian besar sawahnya seluas 200 meter persegi terserang hama. Dia mengaku, sebenarnya sudah menanam padi dari varietas tahan wereng, yakni jenis IR 36. "Tanaman padi saya tetap saja diserang hama wereng," katanya.  

 

Lahan yang diserang yang tadinya berwarna hijau, akan menguning kemudian memerah dan mati. Di samping itu penyebarannya juga sangat cepat. Penggunaan pestisida telah dilakukan, namun sia-sia .  

 

Tak menjamin

Kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) Banyumas, Tri Gunawan, membenarkan, penggunaan varietas tahan wereng terbaru seperti Inpari, belum menjamin sepenuhnya padi tersebut bebas dari serangan hama yang dapat menularkan penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput itu.  

 

Selain menggunakan varietas unggul, pencegahan WBC, menurut Gunawan dapat dilakukan dengan penerapan teknik budidaya yang baik seperti membersihkan gulma dari sawah dan areal sekitarnya. Pola tanam berseling dengan komoditas lain seperti palawija juga dapat memutus siklus hidup wereng.   

 

"Petani harus menghindari penggunaan pestisida secara tidak tepat, yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami," katanya.

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com