Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekanbaru Makin Memutih Akibat Asap

Kompas.com - 10/07/2011, 15:25 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap akibat sisa kebakaran lahan gambut dan hutan di Provinsi Riau mengakibatkan Kota Pekanbaru terlihat seperti diselimuti mendung.

Berdasarkan pantuan, Minggu (10/7/2011) kabut asap sudah terasa sejak dini hari dan memperpendek jarak pandang. Hingga sekitar pukul 15.00 WIB, kabut asap masih menyelimuti Pekanbaru dan dikeluhkan sejumlah warga karena mengganggu aktivitas di luar ruangan.

"Ketika keluar rumah bau asap sudah terasa dan membuat nafas sesak," ujar seorang warga, Riri (29).

Asap sisa kebakaran lahan juga menjadi keluhan sejumlah warga yang biasa berolahraga di ruas jalan protokol kota Pekanbaru saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (Car Free Day) di Jalan Diponegoro.

"Mata agak pedih karena asap dan gak nyaman untuk olahraga," kata Seorang warga lainnya, Teguh (30).

Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sanya Gautami menjelaskan, kabut asap di Pekanbaru merupakan akumulasi dari kebakaran lahan dan hutan yang banyak terjadi pada pekan lalu di Riau. Jumlah titik api berdasarkan citra satelit NOAA 18, sempat terdeteksi sebanyak 163 titik api yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Riau pada tanggal 4 Juli lalu.

Kemudian titik api masih terdeteksi setelahnya yakni sebanyak 107 titik pada tanggal 5 Juli, dan perlahan mulai menurun.

Hingga pantuan terakhir satelit NOAA, jumlah titik api tinggal delapan titik di Riau. Namun, asap sisa kebakaran masih bertahan di udara karena hembusan angin yang relatif lamban. "Asap yang terlihat sekarang ini adalah akumulasi," ujarnya.

Menurut dia, jarak pandang pada Minggu terus menurun drastis dari tiga kilometer pada pukul 05.00 WIB tinggal satu kilometer pada pukul 06.00 WIB. Meski demikian, BMKG menilai jarak padang yang menurun belum berbahaya bagi keselamatan penerbangan.

Secara terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau Fadrizal Labay mengatakan, pelaku kebakaran lahan dan hutan sulit diungkap.

Menurut dia, aparat hukum terkendala minimnya barang bukti untuk mencari pelaku pembakaran lahan dan hutan.

"Hingga kini, belum ada warga maupun perusahaan yang diperiksa karena membakar lahan. Memang sulit melakukan penegakan hukum karena bukti dan saksi lemah," kata Fadrizal kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com