Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusakan Terumbu Karang Luar Biasa

Kompas.com - 04/07/2011, 21:46 WIB

PESISIR SELATAN, KOMPAS.com — Kerusakan terumbu karang parah di kawasan pesisir pantai Pulau Pagang yang terletak di Nagari Sungai Pinang, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Hal itu terpantau pada penyelaman yang dilakukan oleh tim survei lapangan identifikasi potensi dan pemetaan pulau-pulau kecil di Kabupaten Pesisir Selatan dan Pasaman Barat, Senin (4/7/2011). Koordinator tim tersebut, Harfiandri Damanhuri dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang, mengatakan, kondisi terumbu karang di kawasan itu dalam keadaan jelek.

"Karena tutupan terumbu karang kurang dari 25 persen," kata Harfiandri.

Penyelaman dilakukan ahli terumbu karang Samsuardi dan ahli perikanan Yasser Arafat pada empat titik di sisi selatan, barat, utara, dan timur pulau tersebut. Pada sisi selatan, utara, dan timur pulau itu tutupan terumbu karang yang ditemui kurang dari 10 persen.

"Kejutan terjadi pada penyelaman yang dilakukan di sisi barat. Saya tidak menyangka di sisi barat ini banyak ditemukan terumbu karang hidup, tutupannya antara 25 persen hingga 30 persen," kata Samsuardi.

Ia mengatakan, hal itu kemungkinan disebabkan sedimentasi tidak sampai terjadi karena keburu diempas arus. Relatif kuatnya arus di bagian itu juga membuat terumbu karang yang terbentuk menjadi kuat karena tidak berdiri di atas substrat pasir.

Sementara menurut Yasser, jenis ikan yang terdapat di kawasan itu lebih banyak diketahui berasal dari kelompok mayor yang di dalamnya terdapat beragam jenis ikan hias. "Ikan indikator yang berkaitan erat dengan keberadaan terumbu karang dan ikan target yang bernilai ekonomis sedikit sekali ditemukan," katanya.

Salah seorang penduduk di Pulau Pagang, Polin Pasaribu (54), mengatakan bahwa kerusakan terumbu karang disebabkan perilaku menangkap ikan sebagian nelayan. Ia mengatakan, para nelayan menangkap ikan teri dengan menggunakan jangkar di haluan dan buritan kapal yang ditegangkan.

"Jika arus kuat dan jangkar itu lepas, karang yang menjadi dudukannya juga ikut hancur," kata Polin. Ia mengatakan, hal itu terjadi berulang-ulang pada semua bagian pulau.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Barat Yosmeri pada hari yang sama mengatakan, hingga sejauh ini pihaknya memang belum memiliki rencana untuk merevitalisasi terumbu karang di kawasan itu. "Untuk program khusus belum ada. Sebab, program terumbu karang hanya di Kepulauan Mentawai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com