Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawapening Dibahas

Kompas.com - 22/06/2011, 04:46 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Kementerian Koordinator Perekonomian akan mengumpulkan kementerian terkait untuk membahas permasalahan Rawapening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pendangkalan dan pertumbuhan gulma eceng gondok yang tidak terkendali menjadi masalah yang belum pernah teratasi.

”Kami akan rapat untuk membahas hal itu. Masing-masing kementerian punya usulan seperti apa akan kami satukan sehingga program tidak berjalan parsial,” kata Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian Arifien Habibie ketika berkunjung ke Rawapening, Selasa (21/6).

Berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Diponegoro, Semarang, endapan di Rawapening sekitar 270-880 kilogram per hari atau 780 ton per tahun. Danau seluas 2.500 hektar itu juga ditutupi eceng gondok hampir 70 persen. Akibatnya, volume air berkurang hingga 30 persen.

Air dari danau itu dibutuhkan untuk irigasi di Kabupaten Semarang, Demak, dan Grobogan. Pembangkit Listrik Tenaga Air Jelok juga membutuhkan debit air yang tinggi untuk dapat menggerakkan turbin. Permasalahan semakin kompleks dengan pencemaran yang tinggi dari 16 sungai yang bermuara di danau tersebut dan keramba-keramba di danau itu.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang Asof mengatakan, persoalan Rawapening tidak pernah terselesaikan di tingkat kabupaten ataupun provinsi. Pemprov Jateng bahkan sudah angkat tangan. Terakhir pada 2010 pemerintah pusat mengucurkan dana sebesar Rp 9,4 miliar untuk mengatasi gulma eceng gondok.

”Sayangnya, anggaran sebesar itu hanya digunakan untuk menghalau eceng gondok sementara waktu dengan membuat penahan. Akar masalahnya tetap tidak terselesaikan,” kata Asof.

Koordinator nelayan Rawapening, Kasiyan, mengatakan, sudah bertahun-tahun nelayan dan petani menunggu penyelesaian masalah Rawapening. Lebih kurang ada 2.600 petani, nelayan, dan perajin eceng gondok yang selama ini bergantung pada danau itu.

”Kami siap mendukung upaya perbaikan Rawapening, tetapi pemerintah juga harus menyiapkan solusi alternatif agar tidak terjadi konflik dengan warga yang selama ini memanfaatkan danau itu,” ujar Kasiyan.

Krisis air bersih

Di Aceh sebanyak 2.200 keluarga di wilayah Kecamatan Tripa Makmur, Kabupaten Nagan Raya, kini mengalami krisis air bersih. Sumur-sumur mereka mengering. Dari tahun ke tahun masalah air ini semakin buruk seiring musnahnya lahan hutan di kawasan lindung Tripa akibat alih fungsi lahan dan pembakaran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com