BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Pedagang-pedagang daging sapi di Bandar Lampung kesulitan mendapatkan pasokan sapi menyusul penghentian pengiriman bibit sapi dari Australia. Pedagang selama ini mengandalkan pasokan daging dari perusahaan penggemukan sapi yang memperoleh bibit dari negara tersebut.
"Sekarang ini, kami setengah mati mencari stok sapi. Sulit betul mencari (sapi) sampai ke kampung-kampung," ujar Darwizal, salah seorang pemasok daging sapi, Minggu (12/6/2011) di Bandar Lampung.
Menurut dia, beberapa hari terakhir, ia bahkan tidak mendapatkan stok sapi. Padahal, sepekan sebelumnya, dalam sehari, setidaknya ia bisa mendapatkan dua truk atau sekitar delapan sapi. "Yang ada sekarang ini, sapi yang kurus-kurus yang nilai jualnya kurang baik," ujarnya.
Selama ini, Darwizal mengandalkan pasokan sapi dari perusahaan penggemukan sapi di Lampung Tengah. Lampung merupakan salah satu sentra penggemukan sapi nasional. Menyusul keputusan Australia yang menghentikan ekspor sapi hidup ke Indonesia, stok sapi gemuk dan bernilai jual menjadi sulit dicari.
Akibatnya, harga jual sapi potong mula merangkak naik, yaitu dari Rp 25.000 per kg sapi hidup kini menjadi Rp 27.000. "Saya tidak bisa membayangkan bagaimana Lebaran nanti. Bisa-bisa harganya menembus Rp 100.000," ujarnya berharap adanya solusi penyediaan pasokan sapi pengganti dari Australia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.