Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lintah "Raksasa" Isap Darah Manusia

Kompas.com - 09/06/2011, 12:02 WIB

DEMAK, KOMPAS.com — Lintah raksasa yang menyerang Desa Timbul Sloko, Kecamatan Sayung, Demak, tak ubah seperti lintah pada umumnya. Lintah laut yang bentuknya menyeramkan dan masuk ke permukiman warga karena terbawa rob itu juga mengisap darah sebagai makanan utamanya, termasuk darah manusia.

Menurut Heru Budiyono, Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak, Rabu (8/6/2011), lintah laut yang mempunyai nama latin Discodoris sp mengisap darah cacing, ikan, maupun organisme laut lainnya.

Setelah lintah terbawa air rob hingga ke daratan, maka dimungkinkan akan memangsa hewan darat, bahkan manusia pun juga terancam diisap darahnya. Apabila lapar, si lintah akan mencari makanan yang ada di dekatnya, dengan menempel pada bagian tubuh manusia, menggigit, dan mengisapnya. Setelah kenyang, baru lintah melepaskan diri.

"Lintah ini tidak mengejar manusia, tapi hanya menunggu mangsa yang ada di dekatnya. Dia lebih suka di daerah lembab dan berair. Karena itu jangan melewati genangan air, bisa-bisa darah kita diisap." kata Heru.

Lebih lanjut Heru menjelaskan, lintah laut merupakan jenis hewan hermaprodit atau berkelamin ganda sehingga dengan cepat dapat berkembang biak. Munculnya lintah laut di Desa Timbul Sloko juga dipengaruhi ketidakseimbangan ekosistem.

Ia mengatakan, tidak hanya di Demak, lintah laut juga dapat dijumpai di daerah lainnya yang terletak di pesisir pantai. Selama tidak mengganggu, lintah-lintah tersebut cukup dibiarkan karena akan hilang dengan sendirinya. Meski begitu, apabila sudah mencemaskan dan membahayakan warga seperti yang terjadi di Desa Timbul Sloko, maka perlu dibasmi.

Pembasmian lintah secara massal dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida. Sayangnya, langkah itu dapat merusak ekosistem dan makluk hidup di sekitarnya. Diharapkan Heru, upaya pengendaliannya hendaknya lebih mengedepankan aksi ramah lingkungan, yaitu dengan dibakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com