Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pocongnya" Takut Difoto Wartawan...

Kompas.com - 09/06/2011, 11:49 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Di zaman digital yang segala sesuatunya bisa direkayasa ini, sebagian masyarakat masih dibuat heboh dengan "penampakan" sosok yang diyakini sebagai pocong dalam kamera ponsel warga di Kota Batu, Jawa Timur.

Sosok "pocong" itu disebut muncul dari sebuah rumah kuno, yang berada di Jalan Sudiro, Kota Batu. Sang hantu menampakkan diri saat 93 pedagang kaki lima akan pindah ke lokasi sementara di Jalan Sudiro, dari alun-alun Kota Batu pada Senin (6/6/2011) malam.

Rumah tua ini dibangun oleh seseorang bernama Wagiok tahun 1935. Karena rumahnya memang sepi dan dulu terdapat pohon kelengkeng besar di sebelahnya, maka suasana di sekitar rumah memang menyeramkan. "Memang angker rumah itu. Warga sudah memakluminya kalau ada hantunya," kata Muhammad Romli (56), sesepuh warga setempat. 

Awalnya, sosok tersebut tampak dalam foto ponsel yang diambil menggunakan ponsel. Ia berada  di belakang dua pedagang yang berfoto menggunakan ponsel di depan rumah kuno itu. Wujud yang terbalut kain kafan dengan wajah terbuka itu ikut berpose di belakang dua pedagang bernama Agus dan Wahyu yang ada dalam foto.

Selanjutnya, sosok pocong itu muncul lagi dalam foto-foto ponsel milik pedagang lain yang kebetulan mengabadikan teman-temannya di lokasi sama. "Bukan cuma saya yang punya foto hantu itu, tapi banyak pedagang kalau foto di lokasi yang sama juga ada pocongnya di belakangnya," kata Agus, Rabu (8/6/2011).

Ceritanya makin seru ketika dilaporkan salah seorang pedagang juga menangkap wujud hantu ini di tengah warung milik pedagang bernama Sri. "Foto yang ada dalam HP saya itu adalah hasil jepretan Erwin, teman saya, pegawai Soto Ayam Cak Mat. Foto itu didapatkan dengan HP milik saya ini," katanya sambil menunjukkan ponselnya.

Agus bercerita,  malam saat kejadian merupakan malam terakhir bagi sejumlah pedagang untuk menempati lahan kosong yang menjadi lokasi jualan sementara. Kebetulan letaknya di dekat rumah kuno di Jalan Sudiro.  "Karena mau pindah lokasi, saya foto-foto bareng dulu sama Wahyu untuk dijadikan kenang-kenangan," katanya.

"Selesai foto diperiksa, hasil fotonya ada bayangan putih yang ternyata adalah hantu pocong ada di belakang saya itu. Saya dan Wahyu kanget, begitu juga Erwin yang ambil foto itu," katanya.

Saat itu, kata Agus, dirinya memang mencium bau harum dan bulu kuduknya sempat berdiri beberapa saat. Namun, ia tidak menyangka ada pocong yang berdiri di belakangnya. "Karena sejak saya jualan di sini tak pernah ada hal aneh," ujarnya.

Karena penampakan hantu itu menjadi fenomena di kalangan pedagang dan warga setempat, maka Kompas.com mencoba mencari sosok tersebut pada Rabu (8/6/2011) malam. Seorang wartawan diminta memotret rumah yang disebut berhantu dan lokasi sekitarnya.

Namun setelah berkali-kali difoto, sang hantu tak tampak juga. Sejumlah lokasi di sekitar dan berbagai sudut pengambilan foto tidak memunculkan dedemit itu. Beberapa rekan wartawan lain berseloroh, "Mungkin pocongnya takut ketahuan wartawan karena tepergok sedang studi banding." Wartawan lain menimpali, "Mungkin pocongnya sudah lari ke Singapura."

Yang jelas, walau bisa jadi foto itu rekayasa digital, penampakan si pocong masih menjadi kasak-kusuk di antara para pedagang. Meski begitu, tidak ada yang menyebutnya sebagai strategi marketing seperti kasus pengiriman peti mati ke beberapa orang dan instansi di Jakarta Senin lalu. Mungkin benar, pocongnya takut dengan wartawan.... 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com