PALANGKARAYA, KOMPAS.com — Dalam sebulan terakhir, hampir 4.000 ayam di Kalimantan Tengah mati mendadak. Kemungkinan flu burung sebagai penyebab kematian ternak itu masih dalam tahap penelitian.
Ayam-ayam yang mati ditemukan di Kabupaten Gunung Mas, Barito Timur, Murung Raya, dan Barito Utara. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng Tute Lelo di Palangkaraya, Kamis (26/5/2011), mengatakan, indikasi terjadinya flu burung sudah ditindaklanjuti Pemerintah Provinsi Kalteng dan pemerintah kabupaten terkait dengan menerjunkan tim ke lapangan.
Sejumlah tenaga ahli yang dilatih Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga siap diturunkan. "Mudah-mudahan tidak berjangkit ke manusia. Kami berupaya melakukan antisipasi dengan mengadakan penyuluhan beberapa kali dan menyebar disinfektan," kata Tute.
Karena itu, masyarakat diminta tidak resah. Mereka juga diharapkan melaporkan kepada dinas kesehatan setempat jika menemukan kasus ayam mati. Lokasi ayam mati akan diisolasi untuk mencegah kemungkinan ternak di sekitarnya terjangkit. Bila ayam mati ditemukan, jarak yang aman untuk menghindari unggas lain terjangkit paling tidak dua kilometer.
Tute mengakui, jumlah titik pengecekan yang minim di Kalteng menjadi kelemahan untuk menghindari flu burung. Tak semua kabupaten punya fasilitas tersebut.
Saat ini titik pengecekan hanya terdapat di Kota Palangkaraya dan Barito Timur. Seharusnya di setiap perbatasan daerah dibangun fasilitas tersebut. Karena itu, Tute meminta pemkab-pemkab di Kalteng membangun titik pengecekan. Tidak adanya titik pengecekan membuat hewan yang diduga terkena flu burung mudah lolos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.