Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Probolinggo Diresmikan

Kompas.com - 15/05/2011, 19:39 WIB

PROBOLINGGO, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Probolinggo tahu betul bagaimana menghargai sejarah. Salah satu caranya, dengan mendirikan museum yang berisi benda-benda bernilai sejarah untuk mengenang jasa para pahlawan terhadap Indonesia.

Pada Minggu (15/5/2011), Wali Kota HM Buchori meresmikan museum yang terletak di Jalan Suroyo tersebut. Meski batal dihadiri Gubernur Jawa Timur Soekarwo karena sedang ke luar negeri, acara peresmian itu berlangsung meriah dan sukses dengan kehadiran jajaran muspida, semua pejabat eksekutif, legislatif, dan ribuan masyarakat.

Masyarakat tampaknya amat mengapresiasi pendirian museum tersebut. Akhir-akhir ini, tiap sore dan akhir pekan, masyarakat sering mengunjungi museum itu sebagai obyek wisata alternatif.

Buchori berharap keberadaan Museum Probolinggo itu menjadi jendela sejarah serta pusat pengembangan seni budaya, pendidikan, dan pariwisata. Menurut Buchori, pendirian museum sesuai dengan aspirasi masyarakat yang memandang perlu ada pusat sejarah, seni, dan budaya Kota Probolinggo.

Untuk mewujudkan itu, Pemkot Probolinggo mengerahkan segala ikhtiar, salah satunya menelusuri jejak peninggalan sejarah hingga ke Belanda, dua pekan lalu. Selain itu, pemkot juga bekerja sama dengan Museum Empu Tantular Surabaya dan Mojokerto.

Gedung museum yang ada sekarang akan diperlebar. Caranya, dengan memindah lapangan tenis indoor ke GOR Kedopok. "Nanti lapangan tenis itu akan ditempati pusat kesenian dan kebudayaan," ujar Buchori.

Sementara ini, benda-benda bersejarah di museum ada 41 situs. Alat-alat transportasi tempo dulu juga ada, seperti cikar, dokar dengan replika kuda dari patung, becak, dan sepeda pancal. Ada pula sepeda motor vespa hibah Wali Kota, lokomotif tenaga uap, dan kapal terbang pemberian TNI AL juga dipajang.

"Kami juga akan mendatangkan tank panser dari Jerman," kata Widiharto. Selain itu, ada pula keris, guci, replika patung manusia yang sedang membatik menunjukkan bahwa ada jejak kerajinan batik di Kota Probolinggo.

Kemudian, alat-alat pertanian, seperti bajak tradisional, penumbuk padi (lesung), dan perlengkapannya. Foto-foto gedung-gedung Kota Probolinggo ketika zaman Belanda dulu juga ada, lengkap dengan foto Wali Kota Probolinggo pertama hingga Buchori.

Buchori tampak antusias melihat benda-benda di museum. Selain menceritakan vespa merah itu, dia teringat kenangan masa lalu saat mengayuh becak. Maklum, Buchori dulunya tukang becak untuk membantu ekonomi keluarganya. Buchori adalah contoh orang miskin yang meraih kesuksesan dengan ikhtiar dan, karena itu, perlu diteladani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com