Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Minta Produk China Dibatasi

Kompas.com - 08/05/2011, 14:43 WIB

TEGAL, KOMPAS.com - Perajin logam di Desa Kebasen, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah meminta pemerintah membatasi produk asal China yang kini beredar pesat di pasaran daerah setempat.

Sekretaris Kelompok Usaha Bersama Mandiri Sejahtera Kabupaten Tegal, Imam Saputra di Tegal, Minggu (8/5/2011) mengatakan, meningkatnya barang produk asal China ini mulai terjadi awal 2011 sehingga dikhawatirkan bisa mengancam usaha perajin logam setempat.

"Karena itu, kami berharap Pemkab Tegal mampu membatasi terhadap jumlah produk impor ke daerah setempat. Jujur saja, beredarnya produk asal negara Tirai Bambu ini bisa mengancam kelangsungan usaha perajin logam lokal," katanya.

Sejumlah barang produk impor yang beredar di pasaran Kabupaten Tegal, antara lain alat suku cadang pemadam kebakaran, alat rumah tangga, dan komponen perkapalan.

Menurut dia sebenarnya kualitas produk suku cadang yang dibuat perajin logam lokal lebih bagus jika dibanding produk asal China. "Hanya saja, harga produk suku cadang asal China lebih murah sehingga banyak konsumen lebih memilih membeli barang impor itu. Selisih harga antara produk suku cadang lokal dengan China sekitar 40 persen," katanya.

Ia mengatakan saat ini jumlah kerajinan logam di Desa Kebasen sebanyak 150 unit dengan jumlah pekerja sekitar seribu orang.

Namun, katanya, dengan maraknya peredaran produk asal China maka bisa mengancam kelangsungan usaha kerajinan logam setempat dan berdampak terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Jika industri logam bangkrut maka dipastikan akan terjadi pemutusan hubungan kerja terhadap para karyawan sehingga kami berharap Pemkab Tegal bisa membatasi peredaran produk asal China di pasaran. Kami memang kalah terhadap harga tetapi memang dalam kualitas barang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com