Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersaing, BPR Tekan Bunga Pinjaman

Kompas.com - 06/05/2011, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Persaingan Bank Perkreditan Rakyat semakin keras akibat pertumbuhan jumlahnya di sejumlah daerah. Kondisi ini membuat sejumlah BPR mulai menurunkan suku bunga pinjaman untuk merangkul debitor. Masyarakat diuntungkan karena dikenai suku bunga pinjaman lebih rendah.

Suku bunga BPR tinggi, antara lain, akibat besarnya biaya operasional. Umumnya, mereka membidik masyarakat yang selama ini tak tergarap bank umum, antara lain, karena lokasi yang sulit dijangkau. Tingginya risiko debitor BPR juga menambah faktor risiko yang dikenakan bank sehingga suku bunga relatif lebih tinggi.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Perhimpunan BPR Daerah Istimewa Yogyakarta Tedy Alamsyah menambahkan, masuknya bank umum ke sektor kredit mikro turut menambah aroma persaingan.

”Kami menurunkan suku bunga. Kalau tidak, kredit kami tidak laku,” ujar Tedy yang dihubungi di Yogyakarta, Kamis (5/5).

Tedy, yang juga Direktur Utama PT BPR Danagung Bakti, mengatakan, ada bank milik pemerintah yang menawarkan kredit mikro dengan bunga tetap 1,5 persen per bulan. ”Akibatnya, calon debitor tawar-menawar bunga kredit,” ujarnya.

BPR Danagung Bakti, misalnya, sudah menurunkan suku bunga kredit menjadi di bawah 2 persen per bulan. Ditengarai, beberapa BPR dari 54 BPR di DIY juga melakukan langkah serupa.

Data Bank Indonesia, per Maret 2011 terdapat 1.679 BPR di Indonesia dengan total aset Rp 47,604 triliun. Kredit yang disalurkan sebesar Rp 35,653 triliun, berupa kredit modal kerja Rp 17,661 triliun, kredit investasi Rp 2,056 triliun, dan kredit konsumsi Rp 15,935 triliun.

Soal publikasi suku bunga dasar kredit 42 bank umum yang memiliki aset lebih dari Rp 10 triliun per 1 Maret lalu, Tedy menyatakan belum berpengaruh terhadap persaingan tingkat suku bunga BPR. Pasalnya, pasar yang disasar berbeda dengan suku bunga kredit yang dipublikasikan.

Bank yang gencar membidik kredit mikro di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui Teras BRI. Namun, Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali membantah Teras BRI menyerbu pasar BPR. Meski demikian, dia mengakui, ada sedikit persinggungan antara nasabah yang disasar BRI dan BPR.

”Sasaran kami pasar tradisional, yaitu nasabah Kredit Usaha Rakyat dan nasabah kredit mikro di pasar itu. Makanya, Teras dibangun di pasar,” kata Ali.

Kredit yang disalurkan melalui teras BRI per Maret 2011 sebesar Rp 1,356 triliun, tumbuh dari Maret 2010 yang mencapai Rp 198 miliar dan Desember 2010 sebesar Rp 951 miliar. Jumlah kantor teras BRI bertambah, dari 218 kantor pada Maret 2010 menjadi 617 kantor pada Desember 2010, lalu menjadi 657 kantor pada Maret 2011. (idr)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com