Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Perbatasan Butuh Akses Pemasaran

Kompas.com - 02/05/2011, 03:02 WIB

Malinau Kompas - Masyarakat perbatasan RI-Malaysia di Kampung Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, dan Desa Metulang, Kecamatan Kayan Selatan, di Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, sangat membutuhkan akses pemasaran untuk bisa menjual hasil bumi dan mendapatkan pasokan barang kebutuhan sehari-hari.

Selama ini mereka mengandalkan kunjungan pejabat dan wisatawan untuk bisa menjual hasil pertanian mereka, tetapi itu pun sangat jarang. Mereka juga hanya bisa menjual hasil bumi jika kebetulan bertandang ke sanak saudara yang tinggal di wilayah Malaysia. Namun, itu juga tidak bisa rutin.

Ditemui di pedalaman Kaltim, pekan lalu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa Data Dian Trim Ihung mengungkapkan, banyak hasil bumi warganya, seperti madu dari lebah hutan, durian, lengkeng, nanas, dan padi ladang, yang akhirnya mereka konsumsi sendiri. ”Hanya madu yang bisa dijual. Dibeli ibu-ibu PKK kecamatan yang sedang berkunjung. Jika beruntung, semua panenan diborong,” katanya.

Persoalan utama warga perbatasan ini adalah biaya transportasi yang mahal.

Daerah paling berpotensi dan terdekat sebagai tujuan pemasaran adalah ibu kota kabupaten, Malinau. Namun, harga tiket pesawat mahal, Rp 350.000 per orang, setelah disubsidi pemerintah kabupaten dan provinsi.

Jika menumpang perahu kayu (ketinting), ongkosnya lebih mahal untuk menempuh jarak 200 kilometer lebih. ”Kalau panenan nanas atau durian saya berpuluh-puluh kilogram, baru saya berani kirim memakai pesawat. Itu pun bareng warga lain,” kata Sugeng, warga Data Dian.

Menjual hasil pertanian ke Malaysia juga tidak mudah. ”Hasil bumi mereka sama dengan kita,” kata Sugeng lebih lanjut.

Untuk mencapai desa terdekat di Malaysia, Long Unai, warga Data Dian, membutuhkan waktu 3-4 jam naik ketinting, ditambah satu jam naik angkutan umum di negeri jiran itu.

Dengan kondisi infrastruktur seperti itu, pasokan barang ke perbatasan juga sangat sulit dan mahal. Tak heran jika mereka lebih mengenal produk-produk Malaysia.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Malinau EA Yusmana memahami kesulitan warga perbatasan memasarkan hasil bumi. Sejauh ini yang bisa dilakukan hanyalah memberikan subsidi tiket pesawat untuk membuat tarif terjangkau. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com