Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Gula 2011

Kompas.com - 26/04/2011, 03:28 WIB

Jakarta, Kompas - Dewan Gula Indonesia memperkirakan produksi gula kristal putih tahun 2011 mencapai 2,7 juta ton atau naik 500.000 ton dibandingkan tahun 2010. Meski demikian, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu kembali membuka izin impor gula mentah.

Menurut Mari, izin impor diberikan untuk mengisi kapasitas menganggur (idle capacity) pabrik. Kementerian Perdagangan tidak membatasi kuota impor sepanjang sesuai dengan kapasitas pabrik. ”Kami lihat dahulu kapasitasnya. Tiap tahun tidak pernah kami batasi. Semuanya sesuai dengan permintaan mereka,” kata Mari, Senin (25/4) di Jakarta.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo mengatakan, impor gula mentah untuk memaksimalkan produksi gula dalam negeri. Dengan tambahan pasokan gula mentah, suplai gula nasional lebih aman.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, permintaan impor gula mentah tahun 2010 untuk delapan perusahaan tercatat 2.320.500 ton. Dari jumlah itu, yang mendapatkan persetujuan impor sebesar 2.378.627 ton. Dari alokasi itu, realisasinya mencapai 2.277.263 ton (95,74 persen). Tahun ini permintaannya mencapai 2.425.500 ton dengan persetujuan impor 2.271.819 ton.

Kedelapan perusahaan tersebut adalah PT Jawa Manis, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Permata Dunia, PT Darmala Usaha Sukses, PT Angel Produk, PT Makasar Tene, PT Duta Sugar, dan PT Sugar Labinta.

Dalam perhitungan Dewan Gula Indonesia (DGI), produksi gula kristal putih tahun ini diperkirakan mencapai 2,7 juta ton. Dibandingkan dengan produksi 2010 yang hanya 2,214 juta ton, ada peningkatan hampir 500.000 ton. Perkiraan produksi gula pada Maret biasanya mendekati realisasi produksi setahun.

Sekretaris DGI Bambang Priyono menyatakan, perkiraan peningkatan produksi, selain karena penambahan luas areal tanam, juga karena peningkatan kadar rendemen gula dalam tebu. ”Tahun ini iklim akan lebih baik berdasarkan ramalan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Bulan Juni mulai masuk kemarau dan ini bagus untuk tanaman tebu,” katanya.

Dengan iklim normal, proses pemasakan tebu bisa optimal. Ini berbeda dari tahun lalu, saat terjadi kemarau basah yang mengganggu proses pemasakan dan mengakibatkan rendemen jatuh.

”Saat ini musim giling tebu mulai berlangsung di Sumatera, seperti di PT Perkebunan Nusantara (PN) II dan PTPN VII, juga di Gunung Madu Plantation dan Sugar Group,” katanya.

Di Jawa, musim giling tebu mulai Mei. Bambang menyatakan, saat ini stok gula nasional melimpah. Saat ini atau dua pekan menjelang musim giling, stok gula masih 500.000 ton.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Gula Indonesia Farukh Bakrie mengingatkan pemerintah agar berhati-hati dalam membuka izin impor gula mentah. Pasalnya, selama ini realisasi impor gula mentah selalu melebihi kebutuhan industri. Akibatnya, gula rafinasi membanjiri pasar dan memukul harga gula. (ENY/MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com