Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, NII "Cuci Otak" PNS di Malang!

Kompas.com - 25/04/2011, 20:16 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Sejak terungkapnya kasus "cuci otak" yang menimpa 15 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, kini dikabarkan juga menimpa pegawai negeri sipil di Kabupaten Malang.

"Soal informasi adanya PNS Pemerintah Kabupaten Malang yang diculik, untuk ikut "cuci otak", saya belum mendapatkan informasi itu. Tetapi akan kami cek dulu ke BKD (Badan Kepegawaian Daerah). Saya juga mendengar kabar ini," kata Bupati Malang Rendra Krisna, Senin (25/4/2011).

Dikabarkan, ada salah satu Staf Pemkab Malang yang diculik kelompok NII. Dengan adanya kabar tersebut, membuat Rendra mengerahkan Intelijen Daerah, Dinas Satpol PP, dan Kesbanglinmas Pol untuk melakukan penyidikan kebenarannya.

Meluaskan kabar tersebut, membuat Bupati Malang mewanti-wanti kepada staf dan seluruh PNS di lingkungan Pemkab Malang agar berhati-hati terhadap gerakan organisasi NII itu.

Menurut informasi dari Dekan Universitas Muhammadiyah Malang, kata Rendra, pihaknya mendengar jika sasaran kelompok NII itu bukan hanya kalangan mahasiswa, tetapi pada masyarakat umum dan juga golongan PNS.

Setelah mendengar penjelasan tersebut, Rendra berharap seluruh PNS di lingkungan Pemkab Malang agar tidak gampang terbujuk rayu oleh seseorang yang baru dikenal.

Rendra mengaku, pihaknya sudah memberikan arahan kepada staf PNS Pemkab Malang agar tidak mudah percaya dengan ajakan dan janji-janji manis orang asing yang belum dikenal. "Karena kelompok-kelompok itu memancing korbannya dengan mengajaknya makan atau bertemu di hotel dan tempat hiburan juga di mal," katanya.

Kuncinya agar tidak terpengaruh, lanjut Rendra, jangan percaya bujuk rayu seseorang yang belum kita kenal. "Biasanya, para pencuci otak itu memberikan harapan manis pada korbannya. Bahkan juga menjanjikan surga. Karena yang digunakan pelaku itu adalah ilmu hipnotis," ujar pria berdarah Madura itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com