KENDAL, KOMPAS.com — Hilangnya burung pemakan ulat, seperti burung ciblek (Prinia familiaris) atau prenjak dan semut rangrang, menjadi penyebab bertambahnya populasi ulat bulu di beberapa daerah, termasuk di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Oleh karena itu, penangkapan burung dan pengumpulan telur semut rangrang seharusnya dihentikan. Hal itu dikatakan oleh kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kendal Sri Purwati, Selasa (19/4/2011). Menurut Sri, dulu ketika burung ciblek atau prenjak masih banyak, ulat bulu tidak sebanyak sekarang. "Harus ada penyadaran dari masyarakat terkait dengan hal itu," katanya.
Ia menjelaskan, sekarang ini banyak orang menangkap burung ciblek atau prenjak untuk dipelihara, sedangkan semut rangrang diambil telurnya untuk makan burung. "Coba kalau burung-burng pemakan ulat dan semut rangrang itu tidak ditangkapi, pasti populasi ulat-ulat berbulu itu tidak sebanyak sekarang ini," katanya. Untuk itu, pihaknya berharap agar penangkapan burung-burung pemakan ulat dihentikan.
Sri tidak memungkiri bahwa kelembaban juga menjadi salah penyebab banyaknya ulat berbulu. Pasalnya, kelembaban bisa juga mempercepat perkembangbiakan ulat. Di Kendal, saat ini sudah ada tujuh kecamatan yang terserang ulat bulu, yaitu Kendal Kota, Brangsong, Kaliwungu Selatan, Patebon, Ngampel, Pegandon, dan Cepiring.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.