Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 50 Tahun, Kopra di Atas Beras

Kompas.com - 13/04/2011, 04:28 WIB

Jean Rizal Layuck

Laporan terakhir dari pasar-pasar komoditas hasil bumi Sulawesi Utara menyebutkan, harga kopra pada awal April 2011 cukup tinggi, mencapai Rp 9.500 per kilogram. Bahkan, sempat mencapai Rp 12.000 per kg di awal 2011.

Kenaikan signifikan harga kopra dari biasanya Rp 3.000- Rp 5.000 per kg dan terus bertahan di angka Rp 9.500 selama empat bulan memberi arti khusus bagi petani kelapa di Sulut, khususnya di sejumlah sentra produksi, seperti Kabupaten Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Bitung, Bolaang Mongondow, serta Sangihe dan Talaud.

Daniel Karundeng (52), petani kelapa di Dimembe, Minahasa Utara, menyatakan kegembiraannya dapat menikmati bonanza kopra. ”Petani sekarang lega, ini masa yang indah,” katanya.

Makna yang lebih membanggakan adalah perjuangan para petani kelapa sejak 1960-an untuk mengupayakan harga kopra minimal sama dengan harga di atas titik impas (break even point) dan di atas harga beras akhirnya tercapai. Harga beras jenis medium satu kilogram di pasar Sulut berkisar Rp 7.000 per kg.

Pakar ekonomi regional Dr Noldy Tuerah mengatakan, indikator ahli perkelapaan di Sulut menyebutkan, harga kopra dianggap wajar apabila sama dengan harga satu kilogram beras. Di bawah itu, petani kelapa merugi, dan karena itu petani masih hidup di bawah standar.

”Bayangkan, hampir 50 tahun petani kelapa hidup di bawah standar,” katanya.

Menurut Tuerah, rumusan kehidupan wajar petani kelapa saat harga kopra di atas harga beras dinyatakan oleh tokoh perkelapaan regional Bonny Lengkong, pejabat ekonomi Pemerintah Provinsi Sulut pada dekade 1960-an. Pada dekade itu seluruh petani kelapa melakukan konferensi di Manado.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Sulut Sanny Parengkuan menyatakan, harga kopra jarang dapat bertengger lama pada level harga Rp 9.500. Harga kopra pernah mencapai Rp 6.000 per kg pada dekade 1990-an selama dua pekan saat harga beras Rp 3.000 per kg.

Namun, yang terjadi selama lebih dari 50 tahun, harga kopra tidak pernah bertengger sama dengan harga beras. Karena itu pula, petani kelapa pada umumnya hidup pas-pasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com