Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LKPJ Gubernur Jateng Cuma "Copy Paste"

Kompas.com - 08/04/2011, 15:06 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Rapat Paripurna DPRD Jawa Tengah masa persidangan pertama tahun 2011, Jumat (8/4/2011) tadi, sempat molor dari yang dijadwalkan. Hal tersebut disebabkan karena Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Gubernur Jateng yang disampaikan hanya menyalin dari LKPJ tahun sebelumnya.

Awalnya, sidang dijadwalkan mulai jam 09.00 WIB. Namun, setelah diketahui bahwa LKPJ yang disampaikan hanya copy-paste, Pansus LKPJ kemudian menggelar rapat mendadak. Akibatnya jadwal sidang molor, dan baru pukul 10.40 dimulai kembali.

Menurut anggota Pansus LKPJ Sukirman, posisi DPRD Jateng tidak bisa menolak atau menerima LKPJ tersebut dan telah sesuai dengan PP No 3 tahun 2007. Karenanya, pansus hanya merekomendasikan untuk dikembalikan ke Gubernur saja.

"Hasil rapat Pansus memutuskan untuk mengembalikan LKPJ tersebut," kata Sukirman, Jumat (8/4/2011).

Terungkapnya LKPJ hasil copy paste ini diawali ketika Fraksi PKB hendak mengkritisi LKPJ yang dibagikan 8 Maret lalu. Namun, ketika hendak mengkritisi, di dalam LKPJ 2010 tersebut ditemukan sejumlah item yang sama persis dengan LKPJ 2009.

"Dalam item pembahasan pertanahan, pariwisata, perdagangan, perindustrian, ekonomi, ESDM, penanganan bencana dan di beberapa item lainnya sama persis dengan tahun lalu. Termasuk di bagian Pendahuluan dan Penutup. Perubahan hanya di tahun dan tahapannya, selebihnya sama persis," kata Sukirman.

Sesungguhnya, 15 item pembahasan yang diteliti tersebut hanya merupakan sampling. Alhasil, tidak menutup kemungkinan copy paste dilakukan lebih dari temuan tersebut pada bagian lain.

Dalam dokumen di Sekretariat Daerah untuk menyusun LKPJ Gubernur dianggarkan hampir Rp 500 juta. Menurut Sukirman, dengan anggaran sebesar itu seharusnya eksekutif bisa lebih bagus dalam penyusunan LKPJ.

"Namun jika hanya copy paste, kita menjadi curiga dengan pemanfaatan anggaran yang ada, apakah benar menghabiskan anggaran hampir setengah miliar itu," kata Sukirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com