Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncar Alami Kelangkaan Ikan

Kompas.com - 05/04/2011, 20:37 WIB

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kelangkaan ikan di Muncar, Kabupaten Banyuwangi, yang terjadi lebih dari setahun terakhir memukul hampir seluruh sektor perikanan dan industri di kawasan itu. Pengusaha cold storage, tepung ikan, dan perajin ikan asin, tak lagi bisa berproduksi setiap hari. Nelayan dan buruh kini banyak yang menganggur.

Tidak hanya sarden yang kini sulit didapatkan para nelayan, tetapi hampir semua jenis ikan, termasuk tongkol, layur, teri, dan layang. "Setahun ini kami benar-benar paceklik. Ikan sulit sekali didapat. Setiap kali dapat hanya 1 ton, terkadang kurang, padahal dulu bisa 5 ton," kata Abdul Halim, pemilik kapal di Muncar, Selasa (5/4/2011).

Kesulitan itu tak hanya dialami Halim, tapi hampir semua nelayan di Muncar. Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi mencatat lebih dari 13.000 nelayan di kawasan Muncar. Nelayan itu di antaranya nelayan pelaut, perajin, dan pembudidaya.  

Oded, pemilik UD Sinar Bahari yang bergerak di bidang penyimpanan ikan (cold storage) mengatakan, dua tahun lalu ia biasa menampung ikan tongkol, layur, sarden, layang, dan teri. Tempat penyimpanannya yang berkapasitas 20 ton biasanya penuh. "Kini hampir tak ada lagi ikan lokal yang disimpan. Beberapa ikan hasil tangkapan nelayan biasanya habis dijual langsung, tak ada sistem simpan-menyimpan karena jumlahnya sedikit," kata Oded.

Kini tempat penyimpanan Oded hanya diisi ikan tongkol impor. Ikan-ikan itu didatangkan dari China melalui Jakarta untuk kemudian dijual lagi di pasar lokal.  

Pengusaha tepung ikan pun kebingungan mencari bahan baku. Yulia pengusaha tepung ikan di Muncar, harus bersaing dengan para pengusaha tepung ikan lainnya untuk mendapatkan bahan baku tepung ikan. Akibatnya, harga berbagai ikan melonjak. Tongkol misalnya, naik dari Rp 7.000 per kg pada tahun lalu menjadi Rp 10.000 per kg. Harga ikan layang juga naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.500 per kg .

Perajin ikan asin seperti Ali pun tak lagi bisa berproduksi setiap hari. Ali harus bersaing dengan sekitar 50 perajin ikan asin lainnya di kampungnya untuk mendapatkan ikan segar.

Agung (22), operator cold storage khawatir pekerjaannya akan hilang jika kondisi perikanan tak membaik. Menurut Agung, 15 orang temannya yang berstatus buruh lepas sudah tak lagi bekerja di UD Sinar Bahari.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com