Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Januari-Maret, Puncak Kerusakan Jalan

Kompas.com - 04/04/2011, 22:51 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Sepanjang Januari sampai Maret merupakan periode kerusakan jalan di Jawa Tengah. Kerusakan ini makin parah karena selama periode tersebut juga merupakan puncak musim hujan. Kerusakan jalan terjadi merata, baik jalan provinsi sepanjang 2.579,75 kilometer maupun jalan nasional sepanjang 1.297,63 kilometer.

Kepala Bidang Wilayah Tengah Dinas Bina Marga Jawa Tengah, Abdullah Mujahid mengemukakan, sepanjang tiga bulan itu praktis tidak ada perbaikan jalan. Kondisi hujan tidak memungkinkan pihaknya melakukan perbaikan jalan.

Faktor cuaca hanyalah salah satu dari tiga faktor penyebab kerusakan jalan. "Jalan yang rusak itu karena sudah jenuh, tidak sebanding antara kekuatan jalan dengan beban jalan yang dilewati kendaraan angkutan barang yang tonasenya banyak kelebihan beban," kata Mujahid memaparkan kondisi jalan di Jateng pada diskusi soal infrastruktur jalan yang diselenggarakan Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jateng, Senin (4/4/2011) di Semarang.

Mujahid mengemukakan, cepatnya jalan mengalami kerusakan juga karena dana pemeliharaan dan peningkatan jalan juga terbatas. Untuk menangani pemeliharaan jalan, Dinas Bina Marga Jateng hanya memiliki anggaran sebesar Rp 241 miliar per tahun.

"Anggaran sebesar itu, sangat terbatas. Biaya perbaikan jalan senilai Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per kilometer. Artinya, biaya perbaikan jalan lebih kurang Rp 1,5 Rp 2 juta per kilometer per bulan," kata Mujahid.

Di samping anggaran perbaikan jalan terbatas, menurut Mujahid, pihaknya juga tidak memiliki peralatan terbaru untuk perbaikan jalan. Alat-alat perbaikan jalan yang dimiliki, sudah tua dan tidak memadai untuk penge rjaan perbaikan jalan secara cepat.

Dari segi sumber daya manusia, banyak pegawai penanganan jalan di sembilan balai pelaksana teknis juga pensiun. Dari 2.400 orang pegawai pelaksana teknik, kini tinggal 1.300 orang yang masih aktif bekerja.

Swastanisasi jalan

Ketua Komisi D DPRD Jateng Rukma Setiabudi menilai, anggaran pemeliharaan dan peningkatan jalan tidak sebanding dengan panjang jalan. Anggaran jalan di Jateng terlalu sedikit, dibanding provinsi lain. Dia mencontohkan, Provinsi Jawa Barat saja menganggarkan Rp 1,3 triliun guna pembiayaan penanganan jalan sepanjang sekitar 230 kilometer.

"Beban jalan juga sudah melebih beban. Banyak ditemukan pelanggaran akibat kelebihan muatan. Jalan yang mestinya untuk beban kendaraan maksimal 8 ton, angkutan barang yang lewat mencapai tonase lebih 15 ton. Kondisi ini tidak lepas dari kelemahan fungsi jembatan timbang," tutur Rukma.

Anggota Fraksi PDI-P asal Cilacap, Samirun menyatakan, sebaiknya pemeliharaan jalan diserahkan pihak swasta. Tidak perlu ditangani oleh petugas Dinas Bina Marga. "Kondisi Jalan Lintas Selatan Selatan (JLSS) mulai Cilacap sampai Purworejo, juga sebagian besar jalan nasional di Cilacap, kini 85 persen kondisi rusak," kata Samirun.

Menurut Samirun, kalau dikelola swasta, pemeliharaan jalan akan ditangani secara profesional. Bila terjadi kerusakan terlalu cepat, pemerintah dapat mengajukan komplain pada pelaksana pemeliharaan jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com