Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Picisan, "Dedemit Gunungkidul" Diprotes

Kompas.com - 17/03/2011, 07:24 WIB

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com —Film berjudul Dedemit Gunungkidul garapan K2K Jakarta diprotes masyarakat Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Puluhan pemuda yang tergabung dalam Pemuda Kota Gaplek Wonosari mendatangi rumah makan Pondok di Wonosari, lokasi berlangsungnya peluncuran film tersebut, Rabu (16/3/2011).

Massa memprotes penggunaan nama Gunung Kidul dalam film horor berbau sensual tersebut. Mereka menggelar orasi dan membentangkan poster bertulisan kecaman dan penolakan film yang dinilai pisican.

Mereka menuntut agar penayangan film ditunda dan dilakukan pergantian nama Gunung Kidul karena menyinggung masyarakat dan merugikan Gunung Kidul.

"Ini semua hanya kepentingan orang kota yang mengeruk keuntungan potensi Gunung Kidul, tanpa melihat dampaknya bagi masyarakat Gunung Kidul. Kami tidak rela dan tidak akan membiarkan Gunung Kidul dijual dalam produk film yang tidak berkualitas," kata Syawaludin Sulja dalam orasinya.

Ketua Forum Lintas Imam Gunung Kidul Aminudin Aziz menilai, film yang disutradarai Yoyok Dumprink ini memang memancing gerah masyarakat karena hanya menjual Gunung Kidul dengan hal-hal yang angker, mistis, dan takhyul selain adegan panas.

Dalam aksi ini, massa juga membakar sejumlah poster film yang terpampang di rumah makan tersebut. Mereka menuntut pemutaran film perdana serentak di bioskop pada 17 Maret digagalkan.

Meskipun didemo, para awak produksi film, di antaranya produser, sutradara, aktris, dan kru dari Jakarta, tetap melangsungkan acara pemotongan tumpeng menandai acara selamatan menjelang pemutaran film perdana esok hari.

Seusai memberikan keterangan kepada sejumlah wartawan, seluruh awak produksi yang berencana kabur dengan mobil Inova bernopol B 23 XS dikejar massa.

Puluhan pengunjuk rasa sempat menyandera mobil dan menuntut jawaban penggunaan nama Gunung Kidul dalam film tersebut. Di tengah pengunjuk rasa, sutradara Yoyok Dumprink menyampaikan permintaan maaf dan tidak bermaksud menyinggung masyarakat Gunung Kidul.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com