Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak La Nina hingga April

Kompas.com - 15/03/2011, 22:34 WIB

MERAUKE, KOMPAS.com — Dampak La Nina yang mengakibatkan hujan terus-menerus di Merauke, Papua, diperkirakan akan berlangsung hingga April. Intensitas hujan diperkirakan normal sehingga tidak akan menimbulkan bencana banjir.

”Beberapa hari ke depan masih akan berpeluang hujan lokal karena di atas Merauke ada convergence line atau pertemuan arus,” kata George M, Kepala Stasiun Meteorologi Merauke di Merauke, Papua, Selasa (15/3/2011).

George mengungkapkan, kondisi geografis Merauke yang berupa dataran luas dan tidak ada pegunungan membuat awan di atas Merauke tidak tertahan lama. ”Ini membuat hujan yang turun akan cepat reda dan hilang. Hujan lebat dan berlangsung lama itu jarang terjadi, kecuali convergence line kuat sehingga bisa bertahan cukup lama,” katanya.

Karena itu, ungkapnya, hujan saat ini diperkirakan tidak akan menimbulkan banjir karena bersifat hujan lokal. Intensitas curah hujan diperkirakan berkisar 20 milimeter per hari. ”Kecepatan angin di darat diperkirakan sekitar 10-20 kilometer per jam. Ini dampak La Nina, peluang hujan turun normal sampai bulan April,” ujarnya.

Merauke merupakan dataran rendah sehingga di beberapa tempat rawan terjadi banjir saat musim hujan dengan intensitas curah hujan tinggi. George menuturkan, masih adanya peluang hujan terjadi hingga April justru bisa dimanfaatkan petani untuk menanam padi kedua.

Sementara itu, gelombang laut di perairan Laut Arafuru sudah turun. Tinggi gelombang laut saat ini berkisar 0,5-1,5 meter dengan kecepatan angin 10-20 km per jam. Tinggi gelombang yang mulai tenang dimanfaatkan para nelayan untuk kembali melaut setelah pada bulan Januari-Februari gelombang laut mencapai tinggi lima meter.

”Sekarang sudah banyak yang pergi menangkap ikan. Laut sudah bagus, tapi masih sering hujan,” ucap Azis (44), nelayan Pantai Mbuti, Merauke.

Azis mengatakan, memasuki bulan Maret para nelayan sudah mendapatkan hasil tangkapan ikan dengan jumlah yang lumayan. Saat ini, ujarnya, mulai memasuki musim tangkap ikan bandeng dan paha-paha. ”Bulan 3,4, dan 5 ini mulai musim bandeng dan paha. Kalau berangkat pagi, pulang pagi bisa dapat 100 tusuk ikan bandeng dan paha,” ujarnya.

Sebelumnya, pada bulan Februari seorang nelayan yang melaut paling banyak hanya mampu mendapatkan 20 tusuk ikan kakap dalam sehari. Meski tangkapan nelayan membaik, harga ikan relatif tetap stabil, yaitu Rp 25.000-30.000 per tusuk ikan bandeng atau ikan paha. Satu tusuk berisi ikan 7 ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com