Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabut Saja Subsidi, Naikkan Harga Gabah!

Kompas.com - 12/03/2011, 06:00 WIB

JEMBER, KOMPAS.com — Petani mempersilakan pemerintah mencabut sebagian subsidi pupuk jika memang diperlukan, asalkan harga gabah dinaikkan sehingga menyesuaikan dengan kebutuhan hajat hidup petani.

Harga gabah dinilai paling layak jika harga pembelian pemerintah ditetapkan menjadi Rp 3.000 per kg untuk gabah kering panen.

Edi Suryanto, petani warga Desa Dukuhdempok, Kecamatan Wuluhan, Jember, Jawa Timur, Jumat (11/3/2011), mengatakan, pergerakan harga gabah sangat cepat.

”Agar petani menikmati hasil panen, maka seyogianya harga pembelian pemerintah disesuaikan dengan kenaikan harga barang dan kebutuhan lainnya,” kata Edi Suryanto.

Petani kini sudah mulai pintar dan bisa membuat pupuk organik sendiri. Oleh sebab itu, persediaan atau kuota pupuk urea sebanyak 101.100 ton di Jember pada tahun 2010, tapi hanya terserap 84.961 ton.

Sebagian petani sudah bisa membuat sendiri pupuk organik sehingga tidak menggantungkan terlalu banyak kepada pupuk non-organik.

Edi Suryanto menambahkan, harga gabah kini kembali merangkak naik lagi. ”Kalau kemarin masih ada yang dibeli pedagang perantara Rp 2.500 per kg, sekarang sudah naik menjadi Rp 2.650 Rp 2,700 per kg,” katanya.

Jika fluktuasi harga gabah di tingkat petani sangat cepat, kata Edi Suryanto, sulit bagi Perum Bulog untuk mendapat pasokan gabah dari petani, apalagi mengharap pasokan dari perusahaan penggilingan padi. ”Peluangnya sangat tipis, karenanya harga pembelian pemerintah perlu ditinjau lagi,” kata Edi Suryanto.

Kepala Perum Bulog Subdivisi Regional Jember Tri Wahyudi Saleh mengakui, ada keinginan dari perusahaan penggilingan padi agar harga pembelian pemerintah dinaikkan. Ini ditandai saat para blandang pedagang perantara turun ke desa membeli gabah petani dengan murah.

Dalihnya gudang memiliki lantai jemur yang terbatas sehingga ada pembatasan pengiriman ke gudang. Akibatnya, harga gabah di tingkat petani merosot. Padahal, realitanya tidak seperti itu, harga beli di gudang masih tinggi sehingga yang menikmati keutungan lebih besar adalah pedagang perantara.

”Mungkin ada upaya dari sejumlah perusahaan penggilingan padi agar pemerintah segera menetapkan kenaikan harga gabah dan beras,” kata Tri Wahyudi Saleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com