Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakrie: 13.000 Ton Beras Masuk Lampung

Kompas.com - 09/03/2011, 19:17 WIB

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Sebanyak 13.000 ton beras impor asal Vietnam masuk ke Pelabuhan Panjang, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, untuk mencukupi kebutuhan pangan di daerah itu dan sejumlah provinsi berdekatan lainnya.

 

”13.000 ton beras itu telah tiba di Pelabuhan Panjang dan segera masuk ke gudang Bulog untuk selanjutnya didistribusikan,” kata Kepala Perum Bulog Divre Lampung Bakrie, Rabu (9/3/2011).

Beras impor itu bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Lampung saja, tetapi juga provinsi lainnya, seperti Bengkulu, Jambi dan Sumaetra Selatan.

Lampung merupakan daerah transit beras impor untuk ketiga provinsi tersebut mengingat daerah ini memiliki pelabuhan yang cukup memadai untuk bongkar muat barang.

Menurut dia, jatah untuk ketiga provinsi itu untuk Maret sekitar 15.000 ton.

Kepala Perum Bulog Divre Lampung itu menyebutkan, impor beras Vietnam telah berlangsung sejak November 2010 dan hingga sekarang masih berlangsung. Total beras impor sebanyak 90.000 ton.

Bakrie menjelaskan, kebijakan impor beras itu untuk memenuhi kebutuhan pangan dan stok beras di daerah ini. ”Stok beras Lampung harus aman hingga tiga bulan ke depan,” katanya.

Kebutuhan beras di Lampung sendiri per bulan sekitar 11.400 ton dan pemerintah mendatangkan beras dari negara tetangga untuk memenuhi kebutuhan komoditas yang saat ini berkurang akibat cuaca ekstrem beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Perum Bulog akhirnya menaikkan jumlah beras impor menjadi 600.000 ton dari semula 300.000 ton rencana tahun ini.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 500.000  ton merupakan beras dengan kualitas kadar patah 15 persen dan 100.000 ton beras dengan kadar patah 5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com