Jayapura, Kompas -
Saat itu, Banjir hendak pulang ke rumahnya di Dok VIII seusai menghadiri ibadah penghiburan di rumah salah satu wartawan. Dia mengendarai sepeda motor seorang diri. Sampai di dekat gapura kantor Wali Kota Jayapura, tiba-tiba dia dipepet dua orang yang berboncengan sepeda motor bebek dari sebelah kirinya.
”Saya kira mereka mau melewati saya sehingga saya jalan pelan, tetapi orang yang duduk di belakang (pembonceng) tiba-tiba menikam saya,” katanya.
Banjir menuturkan, dia berusaha menyelamatkan diri dengan memacu sepeda motornya menuju kantor Papua Pos. Namun kantor tersebut sepi. Dia kemudian menuju Polsek Jayapura Selatan. Oleh polisi yang sedang piket, dia dibawa ke Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura. Banjir pun dioperasi karena tusukan di perut melukai ususnya.
Keluarga Banjir meminta aparat kepolisian segera menangkap pelaku dan mengungkap motif penyerangan tersebut. Istri Banjir, Rosmanulang, mengatakan, keluarga maupun Banjir tidak sedang memiliki persoalan dengan pihak lain.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen Jayapura Viktor Mambor menduga penikaman tersebut berkaitan dengan berita-berita yang ditulis Banjir. Beberapa hari terakhir, Banjir menulis berita kasus asusila tiga oknum polisi Polresta Jayapura terhadap seorang tahanan wanita di sel tahanan Mapolresta Jayapura.
”Kepolisian harus cepat mengungkap kasus ini, lepas dari kaitan dengan masalah pemberitaan atau tidak, ini harus segera diungkap. Kalau tidak, ini akan jadi preseden buruk terhadap polisi,” kata Viktor.
Para pemimpin redaksi media massa di Jayapura membuat pernyataan bersama, meminta kepolisian secepatnya mengungkap kasus kekerasan terhadap wartawan ini secara transparan. ”Jangan sampai kejadian seperti ini terulang terhadap rekan-rekan wartawan yang lain,” kata Wilpred Siagian, Pimpinan Redaksi Harian Papua Pos.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Bekto Suprapto langsung membentuk tim untuk mengusut dan mengungkap kasus tersebut. Tim ini gabungan penyidik Polresta Jayapura didukung Polda Papua.
Kepala Polresta Jayapura Imam Setyawan mengatakan, saat kejadian tidak ada saksi mata sehingga polisi belum dapat menemukan titik terang untuk mengungkap kasus ini. ”Kuncinya ada di korban, tetapi kondisi kesehatannya belum memungkinkan memberikan keterangan,” katanya.
Perihal dugaan penusukan tersebut terkait dengan berita-berita yang ditulis Banjir, polisi akan menyelidikinya.