Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Antarpulau Tak Beroperasi

Kompas.com - 02/03/2011, 19:22 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Akibat cuaca buruk disertai ketinggian ombak sampai 3,5 meter di kawasan Laut Jawa dan Selat Madura, kapal antarpulau di Jawa Timur tidak beroperasi. Penghentian operasi sebagai tindakan pencegahan kemungkinan terjadi kecelakaan laut.

Seperti kapal angkutan penumpang antarpu lau yang melayani rute Jangkar, Kabupaten Situbondo (Pulau Jawa) Kalianget Pulau Sepudi, Kabupaten Sumenep (Madura) sejak Selasa (1/3) berhenti beroperasi karena memburuknya kondisi perairan dengan ketinggian ombak mencapai 2,5 meter.

Kepala PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Kalianget Wiwiko Agung Wicaksono, perusahaan yang mengoperasikan kapal rute tersebut, mengatakan, keputusan menghentikan operasi itu untuk menghindari kemungkinan terjadi musibah akib at kondisi perairan yang buruk. Kapal milik PT DLU itu beroperasi setiap hari.

Kondisi perairan cukup buruk dengan ketinggian ombak sampai 2,5 meter. Untuk menghidari hal-hal yang tidak diinginkan kami tidak mengoperasikan kapal, katanya.

Menurut rencana kapal akan beroperasi kembali pada hari Kamis (3/3) sesuai informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa cuaca akan membaik yang berarti ketinggian ombak akan turun. Kalau memang cuaca baik tentu kami akan opersikan kapal lagi, tegasnya.

Cuaca Buruk

Sementara itu, sejumlah kapal dengan bobot di bawah 1.000 GT menunda pelayarannya dari Pelabuhan Gresik sejak Minggu (27/2) lalu. Gelombang di utara perairan Gresik hingga Bawean dan perairan utara Laut Jawa masih mencapai 3,5 meter.

Kepala Administratur Pelabuhan Gresik Abdul Azis menyatakan , ombak di perairan laut Jawa saat ini masih mencapai 3,5 meter. Sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Tanjung Perak Surabaya, pada Kamis (3/3) ombak masih mencapai 2,5 meter. Jika Jumat cuaca sudah membaik, kemungkinan kapal sudah berlayar. Tetapi jika belum membaik, penundaan kapal berlayar bisa bertambah lama lagi sampai cuaca membaik, katanya.

Kapal penumpang reguler rute Gresik- Pulau Bawean, KM Express Bahari 1 C dan KM Tungkap Samudera tidak berlayar sehingga para penumpang tertahan di Gresik. Dengan ketertundaan itu calon penumpang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk penginapan dan akomodasi lain. 

Tidak beroperasinya kapal juga menyebabkan pasokan kebutuhan pokok ke Pulau Bawean terhenti. Bahkan sayur mayur yang sudah diangkut kapal Sapta Pesona akhirnya rusak. Kapal itu juga mengangkut mie instan dan air minuman kemasan. Sementara itu lima dari 234 sapi yang diangkut Kapal Setia Purnama mati.

Tidak berani

Cuaca buruk dan gelombang tinggi juga menyebabkan nelayan di Ujungpangkah dan Panceng(Kabupaten Gresik) , Brondong (Lamongan), dan Tuban juga tidak berani melaut. Beberapa hari lalu 4 perahu nelayan Pemekasan tertelan ombak yang mengakibatkan dua awaknya meninggal dunia.

Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Gresik, Umam Thohari menuturkan, biasanya jika cuaca buruk nelayan menangkap ikan di tepian dengan jaring geblokan atau mencari kerang. Tepai sekarang ikan di tepian sudah tidak ada lagi, katanya.  (ACI/ANO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com