Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Feri di NTT Kembali Tak Beroperasi

Kompas.com - 26/02/2011, 04:23 WIB

Kupang, Kompas - Cuaca buruk di beberapa daerah, Jumat (25/2), membuat laut sulit dilayari kapal. Di Maluku dan Nusa Tenggara Timur, ombak mencapai dua meter hingga lima meter. Cuaca buruk juga membuat nelayan di Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dan Kabupaten Garut, Jawa Barat, paceklik ikan.

Feri di semua lintasan di Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, tidak beroperasi akibat cuaca buruk. Tinggi gelombang di perairan kepulauan itu 3-5 meter, dengan kecepatan angin mencapai 20-30 knot per jam.

Ratusan penumpang tujuan Rote Ndao yang sudah berada di Dermaga Bolok, misalnya, terpaksa kembali ke rumah masing-masing

Manajer Operasi PT Feri Indonesia Arnoldus Yansen di Kupang, Jumat, mengatakan, tiga feri milik PT Feri Indonesia cabang Kupang saat ini sedang berlabuh di Dermaga Bolok. Empat feri lainnya yang berlabuh di Larantuka, Kalabahi, Aimere, dan Sabu Raijua batal melakukan perjalanan.

Tidak ada wilayah perairan NTT yang dapat dilayari feri sampai dengan 2 Maret.

Kepala Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Purwanto mengatakan, bagian ekor badai Carlos masih berada di perairan NTT. Terjadi tekanan rendah di utara Australia, yang menyebabkan gelombang tinggi dan angin kencang di perairan NTT.

Di Maluku, ombak laut tinggi diperkirakan bakal terjadi di perairan provinsi itu hingga pekan depan. Tingginya ombak laut ini membuat transportasi laut ke sejumlah pulau dari Ambon, ibu kota Maluku, terhambat.

Kepala Bidang Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai, Administratur Pelabuhan (Adpel) Kelas I Ambon Benny Manuputty mengatakan telah mengeluarkan larangan berlayar bagi kapal rakyat pengangkut barang atau penumpang yang kapasitas bobot matinya tak lebih dari 35 ton.

Di Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, paceklik melanda nelayan sekitar setahun ini. Industri pengolahan ikan terpaksa mengimpor ikan. Adapun pendapatan nelayan turun drastis. Cuaca buruk dan pencemaran di Selat Bali diduga jadi penyebab paceklik ikan.

Sementara mayoritas nelayan di Garut bagian selatan, Jawa Barat, dua bulan ini tak melaut akibat cuaca buruk. Untuk sementara waktu mereka jadi buruh di sawah meski penghasilannya jauh lebih kecil. ”Kami tak berani melaut karena angin sangat kencang dan banyak gelombang tinggi. Sayang sebenarnya karena ikan di laut sedang banyak,” kata Agus, nelayan Kampung Cilautereun.

(kor/apa/nit/che)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com