Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap Lupa Sembah Suami, Masriah Disiksa

Kompas.com - 23/02/2011, 12:11 WIB

KOMPAS.com — Penderitaan fisik dan psikis sudah dirasakan selama bertahun-tahun oleh Masriah (35). Namun, ia berusaha tabah sebagai istri ke-4 Zainuddin (55), demi satu-satunya anak hasil perkawinan mereka. Tapi, kemarin kesabaran Masriah sudah mencapai batas.

Andai Masriah tak melayat saudaranya di kampung halamannya pada Minggu (20/2/2011) lalu, mungkin saja kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya tak akan masuk ke ranah hukum.

Pada hari itu, Masriah tiba di Desa Banasare, Kecamatan Rubaru, Sumenep, untuk takziah ke salah-satu anggota keluarganya yang baru saja meninggal dunia. Meski berkerudung, lebam-lebam pada wajah dan matanya tampak jelas saat ia berkumpul dengan sanak saudaranya.

Melihat itu, seorang saudaranya bertanya ada apa. Sebab, tak mungkin hanya karena tangisan duka akibat meninggalnya saudara, mata Masriah lebam menghitam seperti itu. Akhirnya, Masriah bicara apa adanya. Dia bahkan menunjukkan pula memar-memar di kepala dan punggungnya.

Ia mengatakan, dua hari sebelum takziah itu dirinya dihajar oleh Zainuddin dari pukul 7 pagi hingga pukul 7 malam. Penyebabnya ternyata sepele. “Saya menyuguhkan sarapan pagi ke suami, tetapi lupa menyediakan air minum,” tutur Masriah, Selasa (22/2/2011) kemarin.

Akibat kelupaan itu, Zainuddin memanggil dan memarahi habis-habisan Masriah. Ia dituding sudah tidak setia dan tidak ikhlas dalam melayani keperluan suaminya.

Saat itu juga, Masriah mengaku salah dan minta maaf. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. “Namun ketika saya mengakui salah dan minta maaf, suami langsung membentak dan mendorong tubuh saya hingga terjerembab,” katanya.

Tatkala Masriah berusaha bangkit untuk bersimpuh memohon ampun kembali, suaminya justru tambah emosional. Zainuddin menjambak rambutnya, memukul lagi wajahnya dan kembali menendang sampai Masriah terjungkal.

Tidak kuat menahan sakit, Masriah menangis sehingga mengundang kedatangan anaknya, berikut istri pertama dan ketiga Zainuddin. Tapi, walau anaknya menangis dan istri-istri yang lain berusaha melerai, Zainuddin tidak memedulikan. Malah mereka diancam agar tidak ikut campur.

Beberapa tetangga yang mendengar ribut-ribut juga hanya bisa melongo sambil melihat dari luar. Mereka tidak berani masuk ke rumah Zainuddin karena pria itu memegang sebilah pisau yang ditodongkan ke leher Masriah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com