BANJARMASIN, KOMPAS.com — Titian atau jembatan kayu terpanjang di dunia yang dibangun di atas lahan rawa Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, sebagian besar hancur.
Kepala Desa Ambahai Kecamatan Danau Panggang tempat dibangunnya titian sepanjang 15 kilometer tersebut, Nur Aidi, di Danau Panggang, Selasa (15/2/2011), mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir titian tersebut tidak dimanfaatkan warga.
"Sejak agenda wisata tahunan berupa lomba kerbau rawa di daerah ini tidak lagi digelar, titian tersebut tidak dimanfaatkan warga lagi," katanya.
Titian yang dibangun pada saat pemerintahan Bupati HSU Suhailin Mukhtar sekitar 10 tahun lalu tersebut, dimaksudkan untuk membuka daerah terisolir yang terdapat di Kecamatan Danau Panggang dan Paminggir.
Titian yang diakui almarhum Bupati Suhailin Mukhtar sebagai titian terpanjang di dunia kala itu, menghubungkan dari Kecamatan Danau Panggang hingga Desa Berarawa, juga untuk mendukung agenda wisata tahunan lomba pacu kerbau rawa.
"Sekarang ini, lomba itu tidak dilaksanakan lagi karena lokasi yang terlalu jauh dari Amuntai, ibu kota HSU," katanya.
Sejak itu, titian tersebut sudah tidak lagi dimanfaatkan warga dan dibiarkan hancur serta lapuk.
Menurut Aidi, pembangunan titian tersebut kurang memerhatikan kultur dan kepentingan masyarakat setempat sehingga terkesan mubazir.
Titian kayu ulin yang menelan dana hingga miliaran rupiah tersebut sejak dibangun hingga sekarang hampir tidak bisa dimanfaatkan warga.
Selain karena fondasi yang tidak kuat sehingga tidak bisa dilalui sepeda motor maupun transportasi darat lainnya, juga kurang diperlukan warga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.