Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasukan Ditarik Sebelum Massa Datang

Kompas.com - 11/02/2011, 14:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan rekaman video yang diambil A, salah satu saksi kunci, kepolisian dinilai sengaja membiarkan aksi penyerangan di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Penilaian itu lantaran kepolisian menarik pasukan sebelum sekitar 1.000 orang menyerang pada Minggu (6/2/2011) pagi.

Choirul Anam, penasihat hukum A, mengatakan bahwa A merekam setiap peristiwa mulai sebelum massa datang, perusakan rumah dan mobil, hingga akhir penyerangan. A adalah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang yang datang ke rumah Suparman.

Choirul menjelaskan, dalam rekaman terlihat adanya negosiasi antara Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cikeusik dengan salah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah di rumah Suparman sekitar pukul 08.00. Negosiasi itu, katanya, tak menemui titik temu karena kepolisian tak bersedia menjamin aset rumah Suparman.

Rekaman yang penting, dia menambahkan, aparat kepolisian meninggalkan lokasi dengan dua truk sebelum massa datang. Sebelumnya, ucapnya, personel dari dalmas itu datang dengan dua truk dan satu mobil untuk berjaga-jaga di lokasi sejak Sabtu (5/2/2011).

"Yang pasti, mereka (pasukan) enggak mungkin enggak ada komando untuk meninggalkan lokasi," kata Choirul di Bareskrim Polri, Jumat (11/2/2011). Dia datang untuk mendampingi A menjalani pemeriksaan.

Jadi, menurut Anda, ada unsur pembiaran? "Kalau melihat video, ketika eskalasi massa mulai naik polisinya malah pergi," ujar Choirul.

Seperti diberitakan, kepolisian berkali-kali membantah melakukan pembiaran dalam kasus itu. Menurut Polri, ke-17 anggota jemaah Ahmadiyah itu sengaja memprovokasi warga. Mereka juga menolak mengikuti Suparman dan keluarga untuk dievakuasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

    Nasional
    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com