Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Cinta, Siswi SMP Lepas "Mahkota"

Kompas.com - 29/01/2011, 02:02 WIB

BATAM, KOMPAS.com — Beginilah kalau sudah dibuai cinta monyet. Apa pun yang dijalani baik itu pantangan maupun bukan, yang dirasakan selalu indah. Seperti yang dialami oleh Kumbang (17) dan Melati (15), warga Sanjulung, Punggur, Batam, Kepulauan Riau.

Kisah cinta dua remaja ini harus berakhir di kantor polisi karena melanggar norma dan aturan. Kumbang ditangkap aparat Polsek Nongsa, Senin (17/1/2011) lalu di rumah neneknya, di luar Batam.

Penangkapan ini dilakukan karena orangtua Melati melaporkan Kumbang ke Polsek tersebut dengan tuduhan telah melarikan anak gadis mereka yang masih di bawah umur.

Kumbang, yang ditemui wartawan di Mapolsek Nongsa, Kamis (27/1/2011), mengakui, dia dan Melati saling mencintai. Dia memacari gadis pujaannya itu sejak awal 2010 lalu. Beberapa kali hubungan mereka nyaris putus, tetapi karena saling mencintai, akhirnya hubungan asmara mereka bisa bertahan hingga sekarang.

Pada April 2010 lalu, kata Kumbang, dia sempat sangsi hubungan mereka bisa bertahan lama karena orangtua Melati tidak menyetujuinya. "Waktu itu aku bilang ke Melati, kita putus saja, orangtua dia tidak merestui karena dia masih SMP. Tapi, Melati tidak mau putus sama aku," kata Kumbang.

Karena akan diputus, lanjut Kumbang, Melati mengajak dia untuk berjalan-jalan sambil membicarakan hubungan mereka beberapa hari kemudian. Dia kemudian menjemput Melati di rumahnya.

Setelah puas berjalan-jalan, Kumbang lalu membawa Melati menuju ke Pantai Melayu Batu Besar. Di tempat inilah mereka mulai membicarakan hubungan cinta.

Menurut Kumbang, Melati mengatakan bersedia berkorban apa saja agar hubungan cinta mereka tetap terjalin. Mendengar pernyataan itu, timbul keinginan Kumbang mencoba sesuatu yang belum pernah dia lakukan.

Di situlah dia tahu bahwa cinta Melati benar-benar tulus karena rela menyerahkan "mahkotanya". Perbuatan mereka kembali terjadi beberapa hari kemudian. Jalinan cinta mereka pun terus berlanjut secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan orangtua Melati.

Pada awal Januari lalu, tambah Kumbang, dia mendapat kabar dari kampungnya bahwa neneknya sudah sakit-sakitan sehingga harus kembali ke kampung dan tak tahu akan kembali atau tidak. Mendapat cerita itu, Melati seperti kehilangan semangat hidupnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com