Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Lahar di Lima Sungai

Kompas.com - 06/01/2011, 04:43 WIB

Yogyakarta, Kompas - Kepala Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Junun Sartohadi, Rabu (5/1), mengatakan, antisipasi banjir lahar dingin perlu dipusatkan di lima sungai dari puncak Merapi ke arah Muntilan dan Magelang, Jawa Tengah. Kelima sungai itu adalah Kali Krasak, Kali Putih, Kali Blongkeng, Kali Pabelan, dan Kali Batang.

Menurut Junun, padatnya permukiman di sekitar puncak Merapi di aliran kelima sungai itu menjadi ancaman yang lebih serius dibandingkan dengan daerah lain. ”Saat ini orang masih mengutamakan membersihkan daerah permukiman. Padahal, pengerukan sungai lebih penting untuk menjaga luapan materi erupsi tidak ke mana-mana,” katanya.

Menurut Junun, sekitar 30 persen endapan erupsi Merapi menumpuk di hulu kelima sungai itu, yang terletak 5-10 kilometer dari puncak Merapi, sedangkan 30 persen lainnya menumpuk di hulu Kali Gendol dan Kali Woro yang mengarah ke Yogyakarta.

Namun, ancaman aliran lahar dingin terhadap permukiman di Kali Gendol dan Kali Woro relatif lebih rendah daripada kelima sungai yang mengarah ke Muntilan dan Magelang. Itu karena jarak antara permukiman padat di arah Yogyakarta dan hulu sungai lebih jauh dibandingkan jarak permukiman padat dengan hulu kelima sungai yang mengarah ke Muntilan dan Magelang tersebut.

”Di arah Muntilan dan Magelang, permukiman padat sudah terbentuk pada radius kurang dari 9 kilometer, sedangkan di arah Yogyakarta lebih dari 10 kilometer,” tuturnya.

Pengerukan lahar dingin

Kepala Seksi Pelaksana Danau dan Waduk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Sigid Santoso, menjelaskan, pihaknya terus mengeruk material Merapi di beberapa sungai yang berhulu di Gunung Merapi guna menahan ancaman bahaya lahar dingin. Pengerukan harus dilakukan untuk mengembalikan alur dan fungsi sungai sehingga lahar dingin tidak meluber ke permukiman warga.

Pihaknya telah mengerahkan 76 alat berat untuk mengeruk sedimen material Merapi. Sebanyak 19 alat berat ditempatkan di DIY dan 57 di Jateng. Jumlah ini baru separuh dari kebutuhan. ”Sekarang pengerukan terkonsentrasi di Sungai Opak dan Sungai Gendol karena untuk sementara Sungai Boyong sudah selesai. Boyong dan Code untuk sementara aman. Sedimen banyak di Sungai Gendol dan menyebar,” ungkapnya.

Dua alat berat juga ditempatkan di Kali Kuning karena banjir lahar dingin di sungai ini berpotensi mengancam Bandara Adisutjipto, Yogyakarta.

Lokasi lain yang berpotensi berbahaya adalah wilayah Dusun Wonorejo, Desa Hargobinangan, Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, yang berada di jalur aliran Kali Boyong.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com