Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawasan Bulog Lemah

Kompas.com - 05/01/2011, 03:33 WIB

Jakarta, Kompas - Pengawasan Perum Bulog terhadap pelaksanaan operasi pasar beras melalui pedagang beras besar di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, harus terus ditingkatkan. Jika tidak dilakukan, penyimpangan beras OP akan terus terjadi.

Guru Besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada M Maksum, Senin (4/1), saat dihubungi di Yogyakarta mengatakan, bagaimanapun kendali atau monitoring beras OP harus ketat. Harus ada sanksi pidana yang tegas. Kalau hanya tidak mengikutkan kembali pedagang yang nakal dalam OP berikutnya, itu terlalu enak.

”Yang paling penting bagaimana melakukan kontrol ketat di setiap tingkatan operasi agar tak terjadi penyimpangan,” katanya.

Menurut Maksum, sejak awal OP dilaksanakan dan melibatkan pedagang besar, itu rawan moral hazard. Apalagi sejak impor, dari pemasaran hingga pelaksanaan OP ada margin yang menggiurkan.

Koordinator Lapangan Operasi Stabilisasi Harga Beras (OSHB) di PIBC Billy Haryanto mengungkapkan, aparat Kepolisian Sektor Citeureup, Bogor, mengungkap kasus dugaan penyimpangan beras OP oleh pedagang beras PIBC bernisial AC.

Beras yang dibeli AC dari Bulog dengan harga tebus Rp 5.600 per kilogram menurut rencana akan dijual ke Sukabumi, Jawa Barat. Padahal, berdasarkan Surat Keputusan Perum Bulog No 55/2010, beras OP hanya boleh dipasarkan di wilayah Jabodetabek dan Serang.

Modus penyelewengan

Polisi mengungkap penyimpangan ini pada 23 Desember 2010. Modusnya, beras dikirim melalui truk ke Sukabumi sekaligus mengangkut beras ketan untuk mengelabui aparat. ”Saat ini polisi sedang mendalaminya, belum ada tersangka,” katanya.

Billy mengatakan, saat ditangkap, ada barang bukti 15 ton beras. Namun, Billy menduga penyimpangan tidak hanya sekali. ”Ini yang membuat harga beras di Jakarta sulit turun,” katanya.

Ketua OSHB PIBC Nellys Soekidi mengatakan, kalau masuknya beras ke Sukabumi hanya faktor ketidaksengajaan, hal itu masih bisa dimaklumi. ”Namun, kalau ada unsur kesengajaan, tentu akan kami tegur,” katanya.

Nelly mengatakan, secara umum OP melalui PIBC berjalan baik. Hal itu terbukti dari harga beras yang bisa dikendalikan meski tak turun signifikan. Penyimpangan beras OP skala kecil bisa saja terjadi, tapi bisa diatasi.

Guru Besar Ekonomi Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar mengatakan, agar tidak terjadi penyimpangan, pengawasan harus diperketat. Selain itu, penegakan hukum juga harus dilakukan secara tegas atas setiap bentuk penyimpangan. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com