MEDAN, KOMPAS.com - Produksi cabai di beberapa daerah di Sumatera Utara menurun karena anomali cuaca dan debu vulkanik Gunung Sinabung. Hal itu juga menjadi pemicu naiknya harga cabai yang mencapai Rp 70.000 per kilogram.
Petani cabe di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Saksi Bakti Bangun mengatakan, tahun lalu dan beberapa tahun sebelumnya dia bisa memanen cabai hingga 2 ton dalam sekali musim panen. Kali ini, pemilik kebun cabai seluas 2. 000 meter persegi itu hanya bisa memanen sekitar 600 kilogram.
Camat Payung Petrus Ginting menambahkan, di kecamatannya, biasanya hasil panen cabai mencapai 30 ton per hari. "Namun beberapa hari ini hanya sekitar sepertiganya," ujarnya, Selasa (4/1/2011).
Petani di Parapat, Kabupaten Simalungun juga mengalami hal serupa. Toga Raja Bakkara biasanya bisa memanen 50 kilogram sampai 60 kilogram per hari, tetapi sekarang hanya 15 kilogram per hari.
Para petani menduga turunnya produksi cabai itu lantaran kerap turun hujan selama sebulan terakhir. Air hujan yang terlalu banyak membuat cabai tidak bisa tumbuh sempurna. "Bunganya banyak yang gugur dan buahnya banyak yang busuk," papar Toga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.