Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Lahar Dingin Ancam Tiga Kecamatan

Kompas.com - 27/12/2010, 21:41 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com - Banjir lahar dingin Gunung Merapi di Sungai Opak mengancam sedikitnya tiga wilayah kecamatan di Kabupaten Sleman, DIY.

"Banjir lahar dingin di Sungai Opak mengancam tiga wilayah kecamatan yaitu Cangkringan, Ngemplak dan Prambanan, sehingga ribuan warga yang tinggal di bantaran sungai, kami minta meningkatkan kewaspadaan untuk menghindari luapan banjir bercampur material vulkanik yang dapat terjadi setiap saat jika di lereng Merapi hujan deras," kata Kepala Dinas ESDAM, Kabupaten Sleman Widi Sutikno, Senin (27/12/2010).

Dua jembatan di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, sudah terputus, sehingga kalau hujan deras, banjir bisa mengancam dusun di bawahnya.

"Material vulkanik berupa pasir, dan batu, saat ini baru sampai di Dusun Teplok, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, sehingga puluhan dusun di bawahnya harus waspada," katanya.

Saat ini Sungai Opak yang berhulu di Gunung Merapi sedang mencari jalan untuk aliran air, karena sudah puluhan tahun tidak mengalami banjir sederas sekarang.

"Material vulkanik di lereng Merapi masuknya ke Sungai Opak jika terjadi hujan deras. Kemungkinan kecil melalui Sungai Gendol atau Sungai Kuning," katanya.

Widi, Komandan Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi Kabupaten Sleman mengatakan, lokasi yang paling rawan terlanda banjir lahar dingin Sungai Opak adalah Dusun Rogobangsan, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak.

"Dusun itu menjadi tempat bertemunya Sungai Gendol dan Sungai Opak, dan jalur Opak yang sudah seperti jalan tol berbahaya bagi warga yang ada di bawahnya," katanya.

Hujan deras pada Minggu malam mengakibatkan dua rumah di Dusun Kliwang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, diterjang banjir lahar dingin dari Sungai Opak.

"Bahkan satu rumah milik Dwijo Supono (70) rusak parah karena material berupa batu dan batang pohon masuk ke rumahnya. Jembatan kampung yang ada di sebelah timur rumahnya juga terputus diterjang lahar dingin," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com