Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bromo Tetap Jadi Urat Nadi Pariwisata

Kompas.com - 19/12/2010, 22:36 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Jawa Timur Haryono Gondosoewito menyatakan, Gunung Bromo dinilai tetap menjadi urat nadi dunia pariwisata provinsi itu, karena menarik banyak perhatian wisatawan baik domestik maupun internasional.

"Pesona Gunung Bromo tidak akan padam begitu saja," katanya di Surabaya, Minggu (19/12/2010).

Sampai sekarang keindahan Gunung Bromo bisa menyumbang sekitar 20 persen dari keseluruhan wisatawan yang berkunjung ke provinsi ini.

"Akibatnya, ramai dan sepinya angka kunjungan ke Gunung Bromo pasti berpengaruh besar terhadap total jumlah wisatawan ke Jatim," ujarnya.

Terkait kunjungan di sejumlah objek daerah tujuan wisata di Jawa Timur, ia menyebutkan, kontribusi terbesar atau mencapai 80 persen adalah wisatawan domestik dan sisa 20 persennya merupakan wisatawan mancanegara.

"Sementara itu, mengenai objek wisata yang paling banyak diminati wisatawan adalah wisata bernuansa alam seperti yang berlokasi di Probolinggo, Batu, Malang, dan Lamongan," katanya.

Ketua Dewan Pariwisata Indonesia Jatim, Yusak Anshori membenarkan erupsi Gunung Bromo yang masih berlangsung dan sempat membuat tiga maskapai penerbangan Malang-Jakarta dan Jakarta-Malang memindahkan rute penerbangan ke Surabaya tetap menjadi daya tarik wisata.

"Bahkan dari sekian banyak obyek dan daya tarik wisata di Jawa Timur, Bromo dipastikan tetap jadi primadona pada masa libur panjang Natal 2010 dan Tahun Baru 2011," katanya.

Besarnya minat pasar pariwisata ke Bromo, kata dia, dikarenakan erupsi gunung tersebut berbeda dengan Gunung Merapi.

"Erupsi Bromo kadang terlihat berwarna biru muda atau merah. Peralihan warna itu membuat wisatawan domestik dan mancanegara penasaran," katanya.

Kondisi itu, kian memberanikan Dewan Pariwisata Indonesia Jatim menargetkan angka kunjungan wisatawan yang datang ke Jatim selama 2010 ini meningkat sekitar 12 persen dibandingkan tahun 2009.

"Kalau wisata belanja, sejumlah mal di Surabaya menjadi tempatnya tetapi kontribusinya ke sektor pariwisata tidaklah besar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com