Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Lereng Merapi Bangkit

Kompas.com - 19/12/2010, 21:49 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 726 homestay atau rumah singgah desa wisata di Lereng Merapi rusak ringan dan rusak berat akibat erupsi Gunung Merapi. Desa wisata yang luluh lantak dan hanya menyisakan puing-puing tetap dikelola oleh warga sekitar. Dengan keunggulan utama berupa keunikan alam pascaerupsi, warga mengelola desa wisata ini dari lokasi pengungsian.

Kepala Dusun Petung, Cangkringan, Sleman Pairin mengatakan kaum perempuan di dusun tersebut terus berusaha melayani wisatawan meskipun rumah mereka telah hancur.

Saat ini, mereka membuat aneka penganan tradisional seperti kerupuk susu dan keripik untuk dijual ke wisatawan lokal yang mulai banyak berdatangan ke Lereng Merapi.

Menurut Pairin, Dusun Petung dulunya sangat diminati wisatawan lokal maupun asing dengan jumlah kunjungan mencapai ratusan orang di akh ir tahun. Sebelum hancur, dusun tersebut mengandalkan perkebunan kopi dan peternakan sapi untuk menarik minat wisatawan.

"Meski tinggal puing-puing, kami sudah rembugan agar desa wisata bisa bangkit," kata Pairin, Minggu (19/12/2010).

Selain Dusun Petung, desa wisata lain yang telah hancur lebur adalah Dusun Kinahrejo, Cangkringan. Dusun Kinahrejo yang menyisakan puing-puing termasuk rumah Juru Kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan kini semakin banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal.

Homestay desa wisata yang rusak di Sleman tersebar di empat kecamatan, yaitu Cangkringan, Pakem, Turi, dan Tempel. Petugas Pemasaran Dusun Kembangarum, Turi, Rini menambahkan 120 homestay yang rusak ringan di desa wisata tersebut sudah bisa kembali digunakan. "Warga sudah bergotong royong membersihkan debu akibat erupsi," tambahnya.

Meskipun belum sepenuhnya pulih, wisatawan sudah mulai berdatangan ke Dusun Kembangarum. Dua orang tamu sudah berkunjung pada bul an ini dan tiga rombongan wisatawan telah mendaftarkan kunjungan pada Januari mendatang. "Promosi terus digalakkan melalui internet. Wisatawan sudah mulai mengalir karena sedang libur sekolah," tambah Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com