Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edan! Bayi 2,9 Tahun Pecandu Rokok

Kompas.com - 12/12/2010, 02:19 WIB

SUNGAI KAKAP, Kompas.com - Kasus balita yang kecanduan merokok masih terus terjadi. Di Kalimantan Barat, ada balita balita berusia 2,9 tahun bernama SL asal Dusun Nirwana, Desa Sungai Kakap, Kecamatan Sungai Kakap, sejak tiga bulan terakhir menjadi pecandu rokok.

"Dia sudah sudah mulai merokok sejak umur 2 tahun 6 bulan. Kami berdua sudah berusaha mencegahnya, namun kalau tidak diberi dia selalu nangis dan tidak mau berhenti kalau belum diberi rokok," kata Pinah, ibu SL di Sungai Kakap, Sabtu (11/12/10) sore.

Menurut Pinah, kebiasaan anaknya itu mulai timbul karena faktor ayahnya, Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya.

Dia menceritakan, tanpa sepengetahuan kedua orangtuanya, SL mengambil rokok ayahnya yang biasa terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri.

"Waktu itu sudah kami marahi, tapi saat rokoknya diambil dia menangis dan tidak mau berhenti. Setelah diberi, baru dia diam, sampai sekarang masih seperti itu, dan kami juga bingung untuk menghentikannya, jadi kami biarkan saja," tutur Pinah.

Pinah juga mengaku sudah kewalahan memenuhi kebutuhan rokok SL. Pasalnya, dalam sehari SL bisa menghabiskan setengah bungkus rokok.

Mulai dari rokok filter, mild, kretek hingga "longlat" juga diisap oleh SL.

"Kalau ada obat untuk SL pastinya akan kami berikan biar dia berhenti merokok. Kami sudah coba menghentikannya, sampai-sampai memberi rokok tersebut cabai, tapi SL masih juga tidak mau berhenti merokok," kata Pinah.

Melihat kondisi SL, menimbulkan keprihatinan bagi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya, Rosalina Muda Mahendrawan.

"Terus terang saya sangat kesal melihat keluarga yang membiarkan SL merokok, seharusnya biarkan saja SL menangis, kan bisa dialihkan perhatiannya kepada permainan atau hal lain yang disukainya. Namun kalau terus diberi rokok, jelas itu salah besar," kata Rosalina saat melihat langsung kondisi SL di Sungai Kakap.

Rosalina sendiri mengaku akan mencari jalan keluar untuk menghilangkan kebiasaan SL yang senang merokok. Dia menyatakan akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kubu Raya untuk memberikan pengertian secara langsung kepada orang tua SL, dan menggunakan jasa psikolog anak untuk menghilangkan kebiasaan anak tersebut.

"Kasihan, kalau dibiarkan terus, paru-parunya masih lemah karena baru dua tahun lebih. Yang jelas, kami akan cari cara untuk menolongnya," ucap Rosalina. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com