Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Said dan Kearifan Masyarakat Tengger

Kompas.com - 03/12/2010, 05:01 WIB

Aloysius B Kurniawan

Keberuntungan masih berpihak pada Said (70), petani di lereng Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Beberapa petak tanaman koro dan kubis di bukit sebelah mengering akibat tersapu abu belerang Gunung Bromo, tetapi milik Said masih tetap menghijau.

Dua hari sudah kepulan asap Gunung Bromo berpindah arah dari barat daya menuju utara dan timur laut. Desa Ngadisari di sebelah timur laut Gunung Bromo yang awalnya tak terkena hujan abu akhirnya turut terimbas.

Meski tipis, hujan abu yang bercampur belerang menjadi ancaman bagi masyarakat Tengger, khususnya para petani. Dalam dua hari ini, warna asap Bromo memang berubah dari abu-abu kehitam-hitaman menjadi cokelat kemerah-merahan karena mengandung sulfur atau belerang.

Bagi masyarakat Tengger, hujan abu bercampur belerang menjadi momok. Hanya dalam satu hingga dua hari, tanaman sayur yang terkena belerang langsung layu dan mengering.

Namun, situasi ini sama sekali tak membuat Said khawatir. Ia begitu yakin bahwa keberhasilan dan kegagalan panen ditentukan oleh Hyang Kuasa.

”Sama seperti hari-hari kemarin, kami tetap saja bercocok tanam. Masalah gagal dan berhasil yang menentukan ya Yang di atas sana,” ucap Said sembari mencangkul ladang miliknya.

Musim ini Said bersama Iyem, istrinya, menanam bawang dan kubis. Bibit kubis yang baru mereka tanam dua hari lalu masih terlihat layu, tetapi masih terselamatkan dari hujan abu bercampur belerang. Yang mengagumkan, sama sekali tak tersirat kegundahan di wajah Said jika sewaktu-waktu belerang menyerang tanamannya.

”Waktu saya masih kecil, saya pernah mengalami letusan Gunung Bromo yang lebih besar dari sekarang ini. Letusan Bromo tampak seperti kembang api, tetapi lontarannya tak pernah sampai ke kampung kami. Kalau Bromo sedang punya gawe, ya kami tak mendekat. Itu saja,” ucap Said.

Kearifan lokal

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com