Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seragam Pinjaman Pak Guru...

Kompas.com - 26/11/2010, 09:45 WIB

KOMPAS.com — Erupsi Merapi menjadi momentum ujian panggilan jiwa sejumlah guru. Di tengah kecemasan terhadap keluarga dan kesulitan pribadinya, sejumlah guru yang sempat dan masih mengungsi tetap aktif mengajar. Demi sebuah pengabdian.

Sunanto (55) sedikit bernapas lega. Mulai Jumat ini, guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 2 Pakem, Sleman, DIY, itu sudah bisa berangkat kembali mengajar dari rumahnya. Kamis kemarin, ia yang tinggal di Dusun Duwetsari, Desa Pakembinangun, Pakem, Sleman, itu sudah dapat kembali ke rumahnya karena dinyatakan aman.

Sepekan terakhir, Sunanto berangkat mengajar ke posko pendidikan di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (P4TK) di Jalan Kaliurang Km 6,5, Sleman, dari pengungsiannya di daerah Godean, Sleman. Di pengungsian itu ia dan keluarganya tinggal bersama 25 pengungsi lain yang masih terbilang kerabatnya.

Sejak erupsi 5 November, 23 guru dari total 26 guru SMP Negeri 2 Pakem terpencar di berbagai lokasi pengungsian. Sejak 19 November, mereka melanjutkan proses belajar-mengajar di Gedung P4TK Matematika. Mereka berdatangan dari berbagai lokasi pengungsian untuk mengajar 236 muridnya sendiri dan sekitar 20 murid lain yang belum bisa pulang ke rumahnya.

Meski berangkat dari pengungsian, mereka tampil sebaik mungkin. Semua guru SMPN 2 Pakem rapi dengan seragam coklat tua. ”Kami tetap ingin tampil baik di hadapan murid-murid,” kata Sunanto, Kamis (25/11/2010).

Demi tampil baik itu, bukan hal mudah lagi. Dari pengungsiannya, Sunanto dan beberapa guru lain pulang ke rumah mengambil seragam. Beberapa guru bahkan terpaksa meminjam seragam karena rumahnya di kawasan sangat berbahaya.

”Saya punya dua seragam, jadi yang satu saya pinjamkan ke teman saya. Rekan-rekan guru yang punya lebih dari satu seragam lainnya juga saling meminjamkan seragam,” kata Sunanto. Mereka tak terpikir membawa seragam saat mengungsi.

Dilematis

Mengajar dalam kondisi darurat sering kali dilematis bagi guru. Selama mengajar, kecemasan akan keluarga di rumah atau di pengungsian sering kali terlintas. Namun, perasaan itu harus ditepiskan sementara demi tugas sebagai guru.

Di tengah kalut, guru Matematika SMPN 2 Pakem, Tri Wahyuni (43), tetap memikirkan murid-muridnya. Ketika erupsi Merapi pada sebuah pagi, Tri kembali ke sekolah guna mengurus murid-muridnya seusai mengantar anaknya yang masih TK di tempat aman.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com