Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakapolda Sumbar Usut Penyebar SMS Gempa

Kompas.com - 24/11/2010, 17:54 WIB

PADANG, KOMPAS.com — Wakil Kapolda Sumbar Kombes Erry Subagyo berjanji akan menindak tegas pelaku pembuat dan penyebar SMS gempa 11 SR yang telah membuat resah warga Sumbar, khususnya warga Kota Padang.

“Pembuat SMS ini tak akan lepas dari jeratan hukum. Kami akan proses,” kata Erry saat jumpa pers bersama di kantor Gubernur Sumbar, Rabu (24/11/2010).

Ia meminta masyarakat untuk selalu mendasarkan pada informasi yang tepat dari instansi yang berwenang. “Tetap laksanakan kegiatan seperti biasa. Sesama masyarakat, mari saling memberikan informasi yang baik. Kami minta juga agar tak ada lagi yang membuat dan menyebar SMS seperti itu,” kata Erry.

Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta Polda Sumbar menindak tegas pihak-pihak yang memperkeruh suasana di Provinsi Sumbar, khususnya Kota Padang, terkait isu SMS bahwa akan ada gempa 11 SR dan tsunami yang akan melanda Kota Padang pada 25 November 2010.

“Saya, Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, maupun Wali Kota Padang Fauzi Bahar tak pernah mengeluarkan SMS apa pun berkaitan dengan bencana gempa dan tsunami. Kalau ada yang mengutip pernyataan gubernur, wakil gubernur, maupun wali kota, itu salah,” kata Irwan Prayitno.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, SMS yang menyesatkan itu berisi: “Dari hasil penelitian pakar gempa Jepang, di dasar laut Mentawai tepatnya di lokasi celah Megatrust pascagempa Mentawai kemarin, ternyata celah yang berenergi sangat besar tersebut sudah sangat labil untuk patah dalam waktu dekat ini. Bahkan saat ini Kota Padang sudah menetapkan status Siaga, dari H-3 dan H+3 dari tanggal 25 November 2010. Tanggal tersebut bertepatan dengan bulan purnama/gravitasi Bumi terhadap bulan sejajar dengan Planet Venus. Perkiraan gempanya nanti akan sangat kuat sekali sampai 11 SR dan 5 menit, setelah itu langsung diikuti Tsunami besar. Tolong disebarkan. Pesan ini ditujukan untuk Direktur RSUD Padang.”

“Kalau gempa 11 SR, apalagi berlangsung 5 menit, sudah kiamat itu. Jadi jelas kalau SMS itu hanya isu yang menyesatkan,” ungkap Irwan. (Tribunnews/Harismanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com