Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Dusun Masih Bertahan

Kompas.com - 10/11/2010, 21:18 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Dahsyatnya letusan Gunung Merapi yang menyemburkan awan panas hingga belasan kilometer tidak membuat warga Desa Wonolelo, Sawangan, Magelang, mengungsi. Padahal, jarak desa itu dengan puncak Merapi hanya 5 kilometer sampai 10 kilometer.

Seperti di Dusun Wonolelo, sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing sejak letusan pertama kali pada 26 Oktober 2010. "Yang ngungsi ndak ada 5 persen," kata Martono (44), Ketua Karang Taruna Dusun Wonolelo, ketika ditemui Kompas.com, Rabu (10/11/2010).

Martono mengatakan, sekitar 500 warga dari 150 keluarga tetap bertahan. Alasan mereka tak mau mengungsi lantaran warga menganggap lokasi dusunnya yang terletak di kaki Gunung Merbabu dan jauh dari aliran sungai tidak akan diterjang oleh awan panas.

"Kita berlindung di bawah kaki Merbabu, banyak bukit-bukit, dan jauh dari aliran sungai. Dipikir secara logika, lahar atau awan panas sulit sampai sini, kecuali kehendak-Nya lain," ucap dia.

Hal yang sama terlihat di Dusun Sanden. Meski berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Merapi, seluruh warga di dusun itu tidak ada yang mengungsi. "800 warga dari 170 kepala keluarga semua masih komplet," kata Padi (29), kepala dusun.

Sama seperti Dusun Wonolelo, warga di Dusun Sanden meyakini bahwa awan panas atau lava pijar tidak akan melewati dusunnya. Malah, kata Padi, wilayahnya dijadikan pengungsian warga yang berada di kawasan rawan bencana I hingga III. "Warga di dusun yang lebih dekat dari Merapi malah nginap di rumah saudara-saudaranya di sini. Aman di sini, paling cuma hujan abu aja," ucapnya.

Dari pantauan, warga tetap beraktivitas meskipun tahu Merapi menyemburkan awan panas. Awan itu membubung tinggi dan bergerak di atas dusun mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com